Kebanyakan dari sopir truk yang menuju arah timur Pulau Jawa lebih memilih untuk keluar di Kanci, kemudian melanjutkan melalui jalur Pantura.
Namun tidak semua sopir truk keluar masuk tol. Ahmad Ridwan misalnya, sopir truk pengangkut duku dari Jambi itu memilih untuk melintasi Tol Trans Jawa sepenuhnya dari Merak hingga Surabaya.
"Lebih enak nggak capek. Kalau lewat Pantura macet, banyak lampu merah. Belum lagi banyak sepeda motor, bahaya," ujarnya.
Tapi sebenarnya nasib Ridwan lebih beruntung. Si pedagang duku tidak pelit memberikannya ongkos untuk biaya tol. Dia diberikan uang khusus untuk tol Rp 1,3 juta, itu di luar biaya makan, bensin dan ongkos pribadinya.
"Tapi memang lewat lebih hemat juga, waktu bisa lebih cepat 3-4 jam. Solar bisa hemat 1 tangki, itu isinya 80 liter," tambahnya.