Banyak yang menarik dari bandara yang berada di Kulon Progo ini. Salah satunya akan dibangun juga jalan bawah tanah atau underpass yang melintas di bawah bandara itu. Meskipun proyek ini tidak terkait dengan pembangunan NYIA
Underpass itu memiliki kelebihan dari panjangnya yang mencapai 1.302 meter. Jika selesai, underpass ini akan didapuk sebagi jalan bawah tanah terpanjang di Indonesia.
Progres Proyek Underpass Terpanjang di RI
Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
|
Underpass NYIA dibangung tepat di bawah bandara. Underpas ini masuk dalam ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta.
Progress pembangunan underpass ini sudah mencapai 24,77% hingga 3 Maret 2019. Ditargetkan akan selesai dibangun pada Desember 2019.
Tak hanya terpanjang, keistimewaan dari underpass ini yakni dindingnya akan dihiasi ornamen dengan kearifan lokal seperti motif batik khas Yogyakarta.
Nilai Investasinya Capai Rp 293 M
Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
|
Kepala Balai Besar PJN VII Akhmad Cahyadi mengatakan, pembangunan underpass NYIA memang membutuhkan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan pembangunan jalan di permukaan tanah.
"Lebih mahal underpass karena plat betonnya atas bawah," ujarnya kepada detikFinance.
Namun jika Underpass NYIA yang merupakam bagian dari JJLS dibangun di permukaan kemungkinan juga akan menghabiskan dana yang besar. Sebab jalan yang dibangun harus mengitari wilayah bandara NYIA dan harus membebaskan lahan yang cukup banyak.
Ditargetkan Selesai Dalam Waktu 390 Hari
Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
|
Proyek ini digarap oleh WIKA dan MCM KSO. Nilai kontraknya mencapai Rp 293,18 miliar.
Pekerjaan utama dari proyek ini terbagi menjadi struktur underpass, pekerjaan tanah dan drainase.
Jalur dari underpass NYIA akan memiliki lebar 7,95 meter, clearence atas 5,2 meter dan samping 18,4 meter. Hingga 3 Maret 2019 proyek ini sudah mencapai 24,77%.
Rumitnya Bangun Underpas Terpanjang di RI
Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
|
"Kita harus hati-hati dan yakin benar dengan ketinggian muka air tanah. Air tanah yang tinggi akan menjadikan daya angkatnya uplift tinggi. Untuk itu perlu ground angker dan sebagainya," kata Kepala Balai Besar PJN VII Akhmad Cahyadi kepada detikFinance.
Selain itu, bahan-bahan kontruksi juga harus dibuat dengan kualitas yang tinggi. Khususnya untuk beton lantai dan dinding agar tidak menyebabkan kebocoran.
"Beton lantai dinding tidak boleh bocor yang dapat menyebabkan rembesan air ke dalam underpass," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, beton dinding dan lantai underpass NYIA dilapisi water stop yang terbuat dari karet.
"Dengan begitu Isnya Allah enggak akan bocor," tegasnya.
Halaman 2 dari 5