Fakta di Balik Kereta Trans Sulawesi yang Dikritik JK

Fakta di Balik Kereta Trans Sulawesi yang Dikritik JK

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 21 Mar 2019 08:11 WIB
1.

Fakta di Balik Kereta Trans Sulawesi yang Dikritik JK

Fakta di Balik Kereta Trans Sulawesi yang Dikritik JK
Foto: Eduardo Simorangkir
Makassar - Pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi menjadi perhatian beberapa waktu belakangan lantaran dikritik oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). JK menganggap pembangunan jalur kereta di Sulawesi berbeda dengan di Jawa sehingga tak perlu dibangun dari Selatan hingga Utara pulau Jong Celebes tersebut.

Salah satu rute dari proyek kereta Trans Sulawesi sendiri merupakan proyek strategi nasional pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni lintas Makassar-Parepare. Rute tersebut merupakan jalur kereta api pertama di Sulawesi setelah terakhir kali pernah ada pada zaman penjajahan Belanda dulu kala.

Pembangunan jalur kereta ini juga merupakan implementasi dari rencana pemerintah yang tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian (RIPNas) tahun 2030 dalam mewujudkan jalur KA Trans Sulawesi yang akan menghubungkan Sulawesi Selatan hingga Utara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sendiri mengaku belum ada rencana merevisi rencana tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana kabar terkini mengenai proyek yang masih terus dikebut tersebut? Berikut informasi selengkapnya:

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung proyek kereta api Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare. Jalur tersebut adalah rute pertama yang tengah dikerjakan dari total 2.000 kilometer (km) jalur kereta api Trans Sulawesi.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri memaparkan sepanjang 44 km jalur kereta dari Barru ke Palanro ditargetkan rampung pada April 2019 mendatang. Setelah itu, pembangunan akan dilanjutkan untuk 60 km berikutnya menuju Maros.

Saat ini lelang konstruksi dan pengadaan lahan untuk rute tersebut tengah dilakukan secara paralel.

"Tahun ini yang 60 km akan mulai dibangun," katanya di Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Rabu (20/3) kemarin.

Selain itu juga akan dibangun 15 km jalur baru pada lintasan Makassar-Parepare yang menyambungkan ke beberapa pabrik semen yang ada di daerah Barru. Jalur tersebut dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) senilai Rp 1 triliun.

Total panjang jalur kereta rute Makassar-Parepare sendiri mencapai 145 km. Secara paralel nantinya juga akan dibangun sisa jalur menuju ke Parepare dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengoperasian kereta rute Makassar-Parepare baru bisa dimulai pada akhir 2020 mendatang. Rute yang beroperasi adalah sekitar 120 km dari Palanro menuju Mandai.

"Bersamaan kita akan koneksikan ke beberapa pabrik semen yang ada di sini. Jadi kira-kira kita akan beroperasi akhir 2020," katanya.

Yang terdekat pembangunan akan dilanjutkan untuk 60 km berikutnya menuju Maros. Saat ini lelang konstruksi dan pengadaan lahan untuk rute tersebut tengah dilakukan secara paralel.

Secara paralel nantinya juga dibangun sisa jalur menuju ke Parepare dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar. Dengan demikian seluruh jalur kereta rute Makassar-Parepare sepanjang 145 km akan beroperasi pada 2023.

"Untuk penumpang, setelah 104 km kita akan teruskan ke Makassar bahkan ke bandara dan yang Parepare juga. Jadi kalau Makassar-Parepare kita perkirakan 2023," ungkapnya.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi penting untuk menjadi pendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi. Hal ini sekaligus menjawab kritik Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menganggap kebutuhan jalur kereta di Sulawesi berbeda dengan di Jawa.

Untuk optimalisasi pengoperasian jalur kereta, maka nantinya dikombinasikan penggunaan jalur untuk angkutan penumpang dan barang. Angkutan barang disebut bakal menjadi primadona seperti yang sudah dilakukan di Sumatera Selatan.

"Menjawab kritik itu justru kereta ini akan kita fungsikan sebagai angkutan barang. Contohnya Sumatera Selatan, sekarang cashflow KAI itu dari angkutan barang," katanya.

"Di sana angkutan barangnya 20-30% tapi cost-nya rendah. Ini juga jadi contoh bahwa angkutan manusia itu bisa juga dijadikan angkutan barang. Baru setelah itu kita bertahap daerah-daerah lain kita lakukan. Tapi pondasi angkutan berbasis rel itu harus dilakukan," tambahnya.

Budi bilang pembangunan jalur kereta di Sulawesi sama kejadiannya seperti saat pembangunan jalur kereta di Sumatera dahulu. Saat itu, logistik yang diangkut pada jalur kereta di Sumatera masih sedikit namun pada akhirnya menemui titik ekonomisnya.

"Ini suatu pelajaran yang baik karena kita kan bukan Jawasentris, tapi Indonesiasentris. Oleh karena itu kita harus berani memberikan Sulawesi berinvestasi. Di masa mendatang kalau kereta angkutan penumpang ini sudah jadi, bukan tidak mungkin di Barru ini banyak pemukiman-pemukiman. Dan kalau yang pintar, mereka sudah minta izin lokasi ke Wali Kota untuk dikembangkan karena angkutan kereta api itu paling diminati," ungkapnya.


Hide Ads