Jokowi Kalah di Aceh, Nasib Proyek Tol Pertamanya Bagaimana?

Jokowi Kalah di Aceh, Nasib Proyek Tol Pertamanya Bagaimana?

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 24 Apr 2019 08:06 WIB
1.

Jokowi Kalah di Aceh, Nasib Proyek Tol Pertamanya Bagaimana?

Jokowi Kalah di Aceh, Nasib Proyek Tol Pertamanya Bagaimana?
Presiden Jokowi resmikan proyek tol pertama di Aceh/Foto: Agus Setyadi/detikcom
Jakarta - Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) kalah suara cukup dalam berdasarkan hasil hitung cepat Pilpres 2019 untuk wilayah Aceh dan Sumatera Barat.

Di Aceh, berdasarkan hasil hitung cepat Indo Barometer, pasangan Prabowo-Sandiaga meraup 82,88% suara. Sedangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hanya memperoleh 17,12% suara.


Sementara untuk di Sumatera Barat, raihan suara yang diperoleh Joko Widodo-Ma'ruf Amin hanya 9,12%. Data di dua wilayah tersebut didasari suara masuk 89,66%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini kedua kalinya Jokowi kalah di Aceh. Padahal, diketahui pemerintahan Jokowi saat ini sedang menugaskan PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun jalan tol di dua provinsi tersebut.

Lantas, bagaimana kelanjutan nasib pembangunan jalan tol di dua wilayah itu? Simak berita lengkapnya dirangkum detikFinance, Rabu (24/4/2019).
Pada akhir 2018 lalu, Presiden Jokowi meresmikan pembangunan jalan tol pertama di Aceh yaitu ruas Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 kilometer (km). Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sirine.

Menurutnya, jalan tol pertama di Aceh tersebut akan terhubung hingga ke Bakauheni, Lampung. Jokowi bercerita, saat awal rencana jalan tol di Lampung banyak orang yang meragukan jalan tersebut bakal selesai dikerjakan. Namun jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 148 km tersebut sudah dapat difungsikan akhir Desember nanti.

"Dari Bakauheni hingga ke Palembang akan kita sambung pada April 2019 sepanjang 350 kilometer. Ini bukan sesuatu yang dulu kita bayangkan bahwa ini betul-betul akan kita sambung. Begitu juga dari Bakahueni sampai titik nol Aceh juga orang akan sangsi. Tapi saya yakini dengan kerja keras semuanya memiliki dorongan yang sama untuk kerjanya jalan tol ini dan saya yakini dari Bakauheni sampai titik nol akan tersambung," jelas Jokowi saat itu.

Jokowi yakin kerja keras semua pihak termasuk bupati, wali kota, dan gubernur dapat menyelesaikan jalan tol Sumatera tersebut pada 2024 mendatang. Jalan tol dari Aceh-Lampung tersebut yaitu sepanjang 2000 kilometer dan ditambah bibir cabangnya 700 km.

Adapun nilai investasi pembangunan tol lebih dari Rp 12 triliun. Investasi ini 85% berasal dari ekuitas dan 15% dari pinjaman. Tol ini ditargetkan rampung pada 2022.

Selain Aceh, Jokowi juga telah meresmikan groundbreaking proyek tol Padang-Sicincin pada Februari 2018 lalu. Ruas tol tersebut merupakan bagian dari tol Padang-Bukit Tinggi-Pekan baru sepanjang 254,8 km.

Jokowi mengatakan, proyek yang digarap oleh Hutama Karya ini ditargetkan rampung pada 2023. Dengan begitu diharapkan dampak positif dari adanya proyek tersebut akan cepat dirasakan oleh masyarakat setempat.

"Insyaallah kalau dimulai awal 2018 mungkin selesai nya 2023," tuturnya di Padang, Sumatera Barat, saat itu.

Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I menghubungkan Padang-Sicincin sepanjang 28 km, tahap II menghubungkan Bangkinang-Pekanbaru sepanjang 38 km, dan tahap III menghubungkan Sicincin-Bangkinan sepanjang 189 km.

Proyek yang masuk dalam Trans Sumatera diperkirakan membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 78,09 triliun dengan target penyelesaian selama lima tahun (2018-2023).

Menurut Jokowi, infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian. Apalagi ini merupakan tol pertama yang ada di Sumatera Barat.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Set. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Ranto Parlindungan Rajagukguk mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya tak mendapat arahan apapun terkait pembangunan jalan tol yang sedang dikerjakan di dua wilayah tersebut.

Artinya, kata Ranto, pembangunan jalan tol baik di Padang maupun di Aceh masih berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.

"Kalau dari kami belum ada arahan lebih lanjut. Sebagai BPJT tidak ada perintah baik presiden maupun menteri untuk melakukan hal yang berbeda dibandingkan yang sudah dijadwalkan," kata Ranto di Jakarta.

Ranto menjelaskan, pembangunan jalan tol di dua wilayah tersebut merupakan bagian dari Trans Sumatera. Hutama Karya diberi penugasan oleh pemerintah untuk menggarap proyek tersebut.

"Jadi mereka, Trans Sumatera kan memang penugasan pemerintah yang tadi juga kami bicara dengan Hutama Karya tidak ada isu itu. Sehingga masih sesuai dengan rencana," tuturnya.

Hide Ads