Bahkan, kereta ringan yang mulai dibangun pada pertengahan 2016 ini awalnya ditargetkan beroperasi pada Asian Games 2018 lalu. Meski sempat mengangkut penumpang pada Agustus 2018 lalu secara selektif, namun nyatanya LRT Jakarta hingga saat ini masih belum melayani masyarakat dan mendapatkan pemasukan.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan tampaknya memang tak ingin terburu-buru dalam mengoperasikan kereta yang jalurnya baru terbangun 5,8 km ini. Faktanya sejumlah penyempurnaan menuju pengoperasian saat ini masih terus berlangsung seperti pembangunan jembatan penghubung atau skybridge sebagai dukungan integrasi dengan transJakarta hingga sistem ticketing yang masih terus diuji coba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: LRT Jakarta Ditarget Operasi Sebelum Lebaran |
Padahal, masa depan trase LRT Jakarta sendiri tak hanya sebatas 5,8 km dari Kelapa Gading menuju Velodrome. Lalu, bagaimana nasib terkini LRT Jakarta?
1. Tunggu Jembatan Penghububg Rampung
Foto: Tim 20detik
|
"1 April Jakpro sudah kirim surat kesiapan operasi ke Pemprov. Per akhir Maret untuk sarana 16 kereta sudah tersertifikasi dan pra sarana sudah ada rekomendasi teknis," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (7/5).
Mengenai tarif, LRT Jakarta juga telah ditetapkan besarannya lewat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2019 tentang Tarif Angkutan Perkeretaapian Moda Raya Terpadu (MRT) dan kereta api ringan atau LRT. Tarif LRT Jakarta koridor Kelapa Gading sampai Velodrome telah ditetapkan flat sebesar Rp 5.000.
Namun hingga saat ini, LRT Jakarta belum juga dibuka ke publik. Setidaknya masih ada dua hal yang menjadi fokus penyempurnaan operasi LRT Jakarta sebelum dibuka ke publik, yakni soal sistem ticketing dan pembangunan jembatan penghubung ke halte transJakarta Pemuda Rawamangun.
"Sekarang ini Jakpro sedang membangun jembatan skybridge di Pemuda Rawamangun. Menunggu jembatannya. Dan kita ingin sempurnakan ticketingnya," kata Allan.
2. Tak Ingin Senasib Dengan MRT Jakarta
Foto: Pradita Utama
|
"Sekarang ini kita sambil nunggu waktu melakukan tes terutama di sistem ticketing. Karena kan kita harus bisa menggunakan kartu bank semua yang digunakan di Indonesia. Durasinya berapa lama, durasi gatenya bisa membaca kalau lagi high traffic," katanya kepada detikFinance.
Masalah tiket sendiri menjadi perhatian berkaca pada kejadian yang terjadi pada MRT Jakarta. Pada masa awal beroperasi menggunakan kartu, sempat terjadi permasalahan pada gate tapping kartu di MRT Jakarta yang menyebabkan antrean mengular di stasiun.
"Makanya kita sambil berkomunikasi dengan BI untuk memitigasi kendalanya, seperti apa kendalanya. Karena sekarang kan sistemnya multiapplet itu baru. Itu yang harus kita sesuaikan dengan sistem kita. Bermacam-macam kartu bank harus bisa dibaca dalam satu chip," kata Iwan.
Sama seperti MRT, LRT juga menerima kartu bank eksisting pada saat pengoperasian nanti. Selain kartu bank, ada pula kartu JakLingko dan tiket harian bagi penumpang yang tidak mempunyai kartu bank yang disediakan khusus oleh LRT Jakarta.
3. Rampung Sebelum Lebaran
Foto: Agung Pambudhy
|
"Akhir bulan ini sudah selesai. Karena pondasi dan lain-lain sudah selesai. Tinggal nunggu material bajanya yang sudah difabrikasi di pabrik. Akhir bulan ini lah sebelum Lebaran," katanya.
Iwan bilang saat ini konstruksi jembatan penghubung tersebut telah mencapai 60%. Dengan selesainya jembatan tersebut, maka integrasi dengan TransJakarta bakal lebih mudah dilakukan karena stasiun LRT dan halte TransJakarta telah terhubung secara fisik.
"Tantangannya di lapangan kita tidak bisa menyetok material di lapangan dan hanya bisa menginstall itu malam di atas jam 10. Jadi kita harus menyesuaikan waktu itu," kata Iwan.
Adapun waktu operasional LRT Jakarta direncanakan dimulai dari jam 06.00 WIB sampai 22.00 WIB. Kereta LRT yang didatangkan dari Korea Selatan tersebut akan berhenti 5 menit sekali di stasiun (3 menit untuk peak hour) dan melaju dengan kecepatan maksimum 90 km/jam.
Halaman 5 dari 4