Keempat kawasan pariwisata super prioritas yang akan dikebut pembangunannya yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Danau Toba.
"Pariwisata ini, kita tidak perhatian dan sering melihat sebelah mata. Padahal pariwisata ini penting karena merupakan penghasil devisa yang paling cepat. Banyak masalah yang harus diselesaikan, dan memang tidak ada komando yang jelas. Jadi, kita datang ke sini bukan untuk berwacana. Kita akan bicara mengenai apa, siapa, dan bagaimana," kata Luhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait pengembangan pariwisata, memang banyak yang harus dikoordinasikan dengan Pemerintah setempat. Untuk itu, Menko Luhut mempersilakan para bupati yang berada di kawasan Danau Toba untuk menyampaikan program terpadu maupun destinasi pilihan dari masing-masing daerah.
Para bupati dalam kesempatan itu, mengeluhkan mengenai beberapa masalah pembangunan infrastruktur di masing-masing daerahnya. Salah satunya adalah pembangunan jalan lingkar Samosir.
"Jalan lingkar Samosir saya jadikan dan kerjakan habis-habisan, tapi harus deal. Kalian (para bupati) juga harus serius dan mau bekerja sama. Sampaikan program-program terpadu kalian dan harus fokus. Apa yang harus pemerintah bantu dan teman-teman dari Kementerian tolong dicatat semua," kata Luhut.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil juga ikut dalam rapat koordinasi itu. Ia mengusulkan kepada para bupati untuk menyusun program terpadu yang diinginkan menjadi wish list.
"Disusun semuanya, apa saja dari wishlist atau daftar keinginan tadi yang sangat prioritas sekali. Nanti akan kita rapatkan. Tulis semua dan boleh kirim langsung ke saya melalui whatsapp," ujar Sofyan.
Sofyan mengajak, ibarat pepatah mengatakan tempa besi selagi panas! Lakukan apa saja yang perlu dilakukan demi mempercepat pariwisata.
"Bali dimulai dari sangat kecil, dan hari ini Bali sudah luar biasa," tuturnya.
Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga hadir rapat koordinasi itu. Dia menjelaskan mengenai indeks wisatawan yang paling tinggi wisatawan yang mengunjungi Danau Toba yaitu sebanyak 800 ribu yakni pada tahun 1997.
"Ini menggambarkan bahwa daerah Danau Toba pernah berjaya, padahal dulu belum ada bandara dan semua melalui jalur darat. Potensi dari segi alam, budaya atau wisata khusus yang ada disini, itu luar biasa," pujinya.
Menutup kegiatan rakor, Luhut mengingatkan sekali lagi bahwa sinergitas dan koordinasi sangatlah diperlukan.
"Sampaikan, kemudian bicarakan. Jangan jadi proyek, namun memang karena kebutuhan dan dikerjakan dengan tepat. Terimakasih dan mohon bantuannya," tutup Luhut.
(eds/eds)