Kereta LRT Jabodebek Tanpa Masinis Sudah Siap, Kapan Uji Coba?

Kereta LRT Jabodebek Tanpa Masinis Sudah Siap, Kapan Uji Coba?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 28 Jul 2019 08:34 WIB
Kereta LRT Jabodebek Tanpa Masinis Sudah Siap, Kapan Uji Coba?
Jakarta - Uji coba kereta lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek ditargetkan Juli 2019. Rencananya, kereta akan mondar-mandir di rute Cawang-Cibubur.

"Juli nanti antara Cawang-Cibubur sudah ada kereta," kata Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Budi Harto di proyek LRT Jabodebek JORR, Jakarta Jumat (29/3/2019) lalu.

Namun, hingga saat ini kereta belum tampak di atas rel. Padahal, produsen kereta yakni PT Inka (Persero) menyatakan kereta sudah siap diuji coba. Lantas, kapan uji coba dilakukan? Simak berita selengkap dirangkum detikFinance:

Satu Rangkaian Sudah Siap

Foto: Zaki Alfarabi/Infografis
Inka menyatakan, untuk uji coba tergantung dari kesiapan prasarana LRT Jabodebek.

"Begini, kalau uji coba dibawa Jakarta ya, ini tergantung kesiapan temen-temen. Saya juga nggak tahu," kata Direktur Utama INKA Budi Noviantoro kepada detikFinance, Sabtu (27/7/2019).

Budi kurang mengetahui progres prasarana LRT Jabodebek sendiri. Namun dia menyatakan, satu rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek saat ini sudah siap untuk diujicoba.

Dia bilang, posisi terakhir PT KAI (Persero) selaku pemilik proyek meminta agar kereta dikirim Agustus untuk diuji coba.

"Posisi terakhir ya, mereka temen-temen KAI sebagai ini (operator), minta dikirim Agustus mau diuji coba, nggak tahu juga saya, karena nunggu fasilitas yang lain, kalau rel sudah, uji coba," katanya.

"Kalau kita sebetulnya 1 trainset sudah siap kalau dibawa ke sana khawatirnya nggak ada tempat. Harapannya saya lebih cepet lebih bagus supaya nggak penuh Inka-nya ini," tambahnya.

Syarat Uji Coba Kereta LRT Jabodebek

Foto: Agung Pambudhy
Budi Noviantoro mengatakan, ada sejumlah syarat agar kereta bisa diuji coba. Dia mengatakan, prasarana mesti siap, seperti rel dan depo. Menurutnya, depo diperlukan untuk menyimpan kereta serta perawatan dan pengecekan.

"Tapi kalau mau uji coba ini harus ada persyaratan, paling nggak tempat buat ngecek ada. Kalau misalkan malam-malam ngecek atau persiapan besoknya ada. Kalau nggak kan susah," ujarnya.

Sebab itu, dia bilang, uji coba ini tergantung kesiapan prasarana PT KAI (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dia mengatakan, depo yang dimaksud tak harus depo besar. Terpenting, ada tempat untuk perawatan dan pengecekan kereta.

"Jadi tergantung KAI, Adhi Karya prasarana. Saya belum tahu, Cibubur mana, depo sederhanalah ya," ujarnya.

"Bukan depo yang besar, paling nggak ada depo untuk ngecek ada kolongnya yang temen-temen ngencengin baut lah, kalau mau uji coba lho ya," tambahnya.

LRT Jabodebek Tanpa Masinis

Foto: Muhammad Ridho
LRT Jabodebek dan Palembang memiliki perbedaan. Budi Noviantoro menjelaskan, untuk rangkaian kereta, LRT Jabodebek memiliki jumlah yang relatif banyak. Satu rangkaian terdiri dari 6 kereta.

"Yang jelas lebih panjang (dari LRT Palembang), kemudian 6 kereta," katanya kepada detikFinance, Sabtu (27/7/2019).

Dia bilang, yang membedakan ialah lebar lintasan rel. Kereta LRT Jabodebek punya rel lebih lebar.

"Yang penting lebarnya railnya 1.435 mm, kalau Palembang 1.067 mm," ujarnya.

Selanjutnya, Budi bilang sistem persinyalan LRT Jabodebek dan Palembang berbeda. Sistem persinyalan LRT Jabodebek menggunakan moving block signal dan software dari Siemens AG Jerman yang membuatnya bisa dioperasikan tanpa masinis.

"Karena apa, headway jarak antar kereta kecil 2-3 menit, kalau headway 2 menit maka setiap jam 30 kereta, nggak mungkin pakai orang," ujarnya.

Dengan sistem tersebut nantinya kereta yang digunakan LRT Jabodebek akan diatur perjalanannya secara otomatis. Mulai dari pergerakannya, kecepatannya, hingga waktu berhentinya.

Untuk buka tutup pintu saat berhenti di setiap stasiun, LRT akan dibuka lewat petugas tiap stasiun yang bertugas di ruang kontrol. Nantinya, kereta ini pun didesain bisa melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.

"Moving block ini teknologi baru, sinergi Inka dan Len, kalau nggak salah menggunakan software Siemens Jerman yang memungkinkan kereta jalan tanpa masinis, kayak robot aja gitu ya. Tapi bukan berarti nggak ada pengawas di atas kereta, tapi tidak sebagai fungsi masinis," tutupnya.

Rencananya kereta itu dirancang memiliki kapasitas maksimal ditumpangi 1308 orang penumpang. Namun, normalnya LRT akan membawa 740 orang penumpang sekali jalan.

Nantinya, penumpang akan disediakan bangku yang bisa ditempati 174 orang. Lalu, 566 orang bisa berdiri bila tidak kebagian tempat.

Belum Ada Kabar Jadwal Uji Coba

Foto: Herdi Alif Al Hikam
Saat dikonfirmasi, PT KAI (Persero) selaku investor proyek ini belum memberi jawaban yang jelas mengenai jadwal uji coba.

"Belum ada kabar perihal tersebut," kata VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (27/7/2019).

Edy menambahkan, dirinya akan mencarikan informasi terkait kapan uji coba dilakukan.

"Nanti tak cari info dulu," tambahnya.
Halaman 2 dari 5
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads