"Pola-pola yang dilakukan selama ini (untuk menguraikan kemacetan di Puncak) dari Kepolisian hanya sekadar buka-tutup, buka-tutup itu," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi usai menghadiri investor gathering di Merlynn Park Hotel, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Oleh karena itu, Budi mengatakan, pihaknya dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun jalur alternatif menuju puncak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana pembangunan jalur baru yakni meliputi jalur puncak II dan puncak III. Budi sendiri baru membeberkan jalur puncak II yaitu jalan alternatif yang menghubungkan Jonggol-Citeureup dengan Cipanas-Cianjur.
"Kan kemudian kita harus sudah melihat kepada pembangunan infrastruktur yang lain di sekitar Puncak. Puncak II maupun Puncak III dan semuanya saya sudah membentuk kerja sama dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," papar Budi.
"Memang menurut saya perlu ada jalan baru. Jangka panjang itu membuka Puncak, Puncak III itu. Puncak II yang dari Citeureup sama Jonggol. Jadi mobil-mobil yang dari Jakarta mau ke arah Cianjur tidak usah lewat Puncak," tambahnya.
Ia menuturkan, nantinya jalur baru tersebut akan dibangun dengan jarak yang berbeda-beda. Untuk jalur Puncak III misalnya, ia mengatakan dibutuhkan sekitar 100 kilometer (km).
Meski begitu, hingga saat ini pihaknya masih memiliki kendala untuk memulai pembangunan. Pasalnya, masih ada jalan sempit dan jurang pada calon jalur baru alternatif Puncak tersebut.
"Akses jalannya masih ada yang sempit masih ada yang masih jurang, nanti kita tanyakan lagi sama PUPR," imbuh dia.
Baca juga: Kapan Proyek Jalur Puncak II Dilanjutkan? |
Kemudian, Budi mengatakan pihaknya masih perlu melakukan survey bersama Kementerian PUPR dan memperhatikan hasil survey sebagai bahan evaluasi untuk memulai pembangunan jalur baru tersebut.
"Hasil dari itu semua nanti akan kita lakukan survey bareng setelah itu baru akan kita lakukan rapat koordinasi. Sehingga, jangka panjangnya kita tahu apa yang kita lakukan.
Namun, untuk saat ini pihaknya hanya bisa melakukan rekayasa lalu lintas seperti buka-tutup jalan dan menertibkan kendaraan-kendaraan yang parkir di bahu jalan untuk mengatasi kemacetan di jalur Puncak, Bogor.
(dna/dna)