Basuki mengatakan, pengelola rest area harus benar-benar memerhatikan kebersihan di rest area. Jika kondisinya kotor akan langsung dikomplain oleh penggunanya.
"Dulu rest area ada sudah seneng, sudah oke. Sekarang kalau rest area kotor, sudah dikomplain. Jadi memang selalu gitu raising demand. Saya ingin sesuai dengan survei yang dilakukan staf ahli PU bidang lingkungan ini, Pak Sudirman ini, melihat khususnya kita fokus di rest area masih perlu ditingkatkan," kata Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan pengelolaan jalan tol dan rest area harus lebih dari sekedar memenuhi SPM, kemudian untuk menaikkan tarif, no," uujarnya.
Baca juga: PTPP Kuasai 65% Proyek Tol Semarang-Demak |
"Kita ingin ke depan pengelolaan jalan tol dan rest area menjadi pengelolaan jalan tol yang berkelanjutan, artinya lebih nyaman, lebih safe, sehingga orang berkendara bisa lebih selamat lagi, itu yang pertama," jelas Basuki.
Yang kedua, peningkatan pelayanan di tempat-tempat peristirahatan di tol jangan hanya memerhatikan fungsi pokoknya saja untuk istirahat, mengisi bahan bakar, tapi juga pendukung-pendukung lainnya seperti mushola dan sebagainya.
"Ini kami akan evaluasi bersama Asosiasi Pengelola Rest Area. Tidak gampang karena investasinya tidak kecil. Saya juga harus mendengarkan aspirasi mereka tapi juga tidak sembarang, sehingga ada standar-standar yang harus dipenuhi," tambahnya.
(toy/zlf)