Menhub Tolak China Garap Kereta Kencang JKT-SBY?

Menhub Tolak China Garap Kereta Kencang JKT-SBY?

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Selasa, 03 Sep 2019 14:42 WIB
Foto: Andhika Dwi
Jakarta - China berniat ikut masuk ke dalam proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya. Hal itu diungkapkan perusahaan China Railway Construction Corporation kepada Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun merespon hal ini, dia mengaku belum mendengar hal tersebut. Yang pasti menurut Budi, kini Jepang komitmennya sudah kuat dan akan memberikan pinjaman.

"Saya belum dengar, kalau keinginan itu memang berulang-ulang dinyatakan (oleh China). Tapi saya nyatakan bahwa Jepang ini menyediakan loan (pinjaman), kalau menurut saya, kita selesaikan dengan Jepang dulu," kata Budi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Budi menyatakan peluang China masuk ke dalam proyek kereta kencang pun masih ada. Apalagi kalau Jepang memberikan timbal balik yang justru merugikan Indonesia.

"Ada aja, tapi ya tentunya sopan santunnya kita memberikan kesempatan dulu ke Jepang. Kalau Jepangnya tidak memberikan compliance yang baik baru kita lakukan (kasih proyek ke China)," kata Budi.

Budi menegaskan Jepang bisa mudah menggarap proyek kereta kencang ini asalkan perjanjiannya berimbang dan geraknya cepat. Selain itu, Budi juga akan meminta Jepang menggunakan komponen dalam negeri dalam proyek kereta kencang.

"Tentu dengan suatu perjanjian yang katakanlah berimbang dan cepat. Kita minta itu, kita juga ingin ini segera cepat dan lebih berimbang dan kita dapat kemanfaatan diantaranya TKDN," ucap Budi.


Sebelumnya, kemarin Senin (2/9/2019), perusahaan konstruksi perkeretaapian China Railways Construction Corporation (CRCC) menyambangi kantor Luhut. Perusahaan asal negeri tirai bambu ini menyatakan minatnya untuk menggarap proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya (JKT-SBY).

"Dia pengin investasi di bidang kereta api Jakarta-Surabaya, dia mau masuk juga. Tapi Jepang kan sudah ada, ya kalau dia klaim teknologi maju kenapa nggak, Jepang juga sudah maju sih," kata Luhut di kantornya.





(zlf/zlf)

Hide Ads