Kepala BPJT Danang Parikesit mengungkapkan, tantangan untuk pembangunan jalan tol ini adalah masalah pembebasan lahan hingga masalah kontur tanah.
"Ada dua sebenarnya yang menjadi tantangan kami, pertama masalah lahan yang sampai saat ini kami terus kerjakan dan selesaikan. Lalu masalah engineering terkait kontur tanah yang lunak atau tanah rawa," kata Danang di proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan untuk masalah tanah, pihaknya teliti melakukan pemeriksaan dan treatment khusus. Yaknu dengan memasang pancang di jembatan yang memiliki tanah lunak.
Danang menyebutkan memang proses ini memiliki biaya yang tidak sedikit. "Itu costnya mahal, kita bicara dengan BUJT dan progressnya cukup baik," jelas dia.
Dia menyampaikan di simpang susun Samboja akan dilakukan percepatan untuk mencapai target penyelesaian Oktober. Danang menyebut telah meminta BUJT dan kontraktor yang mengerjakan secara shift jika perlu 24 jam.
"Di beberapa tempat kan ada persoalan pancang dan jembatan yang melayang. Pola kerja yang diubah shift ditambah menggunakan teknologi baru," imbuh dia.
Dari data Jasa Marga panjang total jalan tol ini mencapai 99,350 km. Dengan ruas VGF seksi 1 dan seksi 5 33,115 km. Sementara untuk ruas investasi seksi 2, 3 dan 4 66,235 km.
Dengan target jumlah kendaraan per hari 9.978 unit. Biaya investasi pembangunan tol ini sebesar Rp 9,97 triliun dengan masa konsesi 40 tahun. Dengan tarif golongan I Rp 1.000 per km.
(kil/zlf)