BJ Habibie Wafat, Ini Tokoh RI yang Mendunia Lewat Teknologi

BJ Habibie Wafat, Ini Tokoh RI yang Mendunia Lewat Teknologi

Uji Sukma Medianti - detikFinance
Jumat, 13 Sep 2019 09:54 WIB
Foto: Hutama Karya
Jakarta - Indonesia baru saja kehilangan putra terbaiknya. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ketiga RI telah berada di sebelah pusara mendiang istrinya, Hasri Ainun di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Habibie dikenal masyarakat Indonesia bukan hanya karena ia pernah menjabat Presiden. Bukan juga hanya karena kisah cinta sejatinya dengan sang istri, tetapi putra kelahiran Parepare Sulawesi Selatan ini mengukir sejarah dalam perkembangan dunia teknologi Indonesia.

Teorinya yang berhasil mengkalkulasi keretakan pesawat karena proses terbang landas membuatnya dijuluki sebagai Mr.Crack. Temuan Habibie yang diakui oleh dunia ini juga menjadi landasan pembuatan pesawat modern untuk menghindari kecelakaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Habibie pun tercatat pernah mendirikan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), perusahaan BUMN yang merancang pesawat-pesawat inovatif.

Namun, Habibie bukan satu-satunya putra bangsa yang berhasil membanggakan Indonesia lewat ilmu pengetahuan. Pada tahun 80-an, ada sosok pria asal Bali yang berhasil menemukan teknik Sosrobahu.

Seperti halnya Habibie, Tjokorda Raka Sukawati juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan konstruksi pelat merah Hutama Karya. Lelaki kelahiran 1931 ini berhasil memecah keruwetan saat awal-awal masa pembangunan tol Cawang-Tanjung Priok.

Saat itu, Tjokorda berhasil memecahkan dilema dalam membangun jalan tol di Jakarta antara terbatasnya tempat dan biaya. Jika jalan tol yang ditempatkan di atas jalan by pass Ahmad Yani dibangun dengan metode konvensional, jelas lalu lintas akan macet.


"Pembangunan jalan tol yang justru menimbulkan kemacetan jelas bertentangan dengan tujuan pembangunan jalan tol itu sendiri," dikutip detikcom dari buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia, Kamis (12/9/2019).

Cara kerja Sosrobahu adalah dengan meniru cara kerja dongkrak yang bisa bergeser dan memutar dengan tiang dongkrak sebagai sumbu. Raka Sukawati berhasil membuat landasan putar yang memungkinkan tiang pier head seberat 488 ton ini berputar di atas kepala pier shaft.

"Jika tiang itu tidak berputar, saya akan mengundurkan diri. Malu saya," kata Raka Sukawati kala Sosrobahu diujicoba pada 27 Juli 1988.

Setelah 30 tahun berlalu temuan ciptaan Raka Sukawati yang telah dipatenkan sudah menjadi komoditas ekspor yang menghasilkan devisa. Berkat ekspansi Hutama Karya ke luar negeri, inovasi karya Raka Sukawati ini digunakan untuk beberapa proyek. Salah satunya jalan tol layang Metro Manila atau Metro Skyway Filipina.

Terbaru, karya mendiang Raka Sukawati juga digunakan oleh Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek 2 (elevated). (ujm/mpr)

Hide Ads