Yang paling mencolok adalah dari sisi asal bor tersebut. Dalam catatan detikcom, Selasa (17/9/2019) bor raksasa atau Tunnel Boring Machine (TBM) KJCB di datangkan langsung dari Zhanghuabang Wharf, Shanghai China. Sedangkan yang untuk proyek MRT didatangkan dari Jepang.
Bor kereta cepat diklaim sebagai terbesar di Indonesia. Sebab, bor ini memiliki bobot 3.649 ton. Kemudian, memiliki diameter 13,19 meter dan panjang 105 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TBM yang siap operasi ini akan bekerja tanpa henti 24 jam. Untuk kinerjanya, bor ini mampu melubangi tanah dengan kecepatan 8-10 meter per hari.
Sementara bor milik MRT menggunakan bor buatan perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC).
Bor ini berukuran jumbo namun memiliki ukuran relatif lebih kecil dari bor buatan China untuk kereta cepat. Bor ini memiliki diameter 6,7 meter dengan panjang 43 meter. Bor MRT mampu menembus perut bumi dengan kecepatan 8 meter per hari.
Lebih lanjut, oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) salah satu bor raksasa ini diberi nama Antareja. Jokowi memberi nama bor ini karena terinspirasi tokoh pewayangan yang sanggup menembus bumi.
"Kamu harusnya ngerti. Karena kamu nggak ngerti, tanya ke yang ngerti ke pewayangan, siapa Antareja. Yang jago ambles bumi ya Antareja itu," ujar Jokowi saat meresmikan pengeboran MRT 21 September 2015 lalu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami kala itu menyebut bobot bor 323 ton. Jauh lebih ringan dari bor kereta cepat.
"Mesin bor yang dioperasikan memiliki diameter kurang lebih 6,7 meter, total panjang sekitar 43 meter, dan bobot mencapai sekitar 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). TBM ini mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan sekitar 8 meter per hari," katanya.
![]() |
(zlf/zlf)