Bor Raksasa dari China Wira-wiri di Bawah Tol Japek Bulan Depan

Bor Raksasa dari China Wira-wiri di Bawah Tol Japek Bulan Depan

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 18 Sep 2019 08:28 WIB
1.

Bor Raksasa dari China Wira-wiri di Bawah Tol Japek Bulan Depan

Bor Raksasa dari China Wira-wiri di Bawah Tol Japek Bulan Depan
Foto: Wijaya Karya
Jakarta - Bor raksasa dari China akan segera digunakan untuk membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Bor ini akan wira-wiri di bawah Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

Sejak pertama kali dirakit pada pertengahan Februari 2019, alat bor raksasa yang disebut tunnel boring machine (TBM) ini kini segera dioperasikan menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek mulai KM 3+300, dari arah Jakarta. Total bobot yang dimiliki bor raksasa ini mencapai 3.649 ton dengan diameter 13,19 meter dan panjang yang mencapai 105 meter.

Sebelumnya, penggunaan TBM dengan diameter 6,64 meter dan panjang 90 meter telah berhasil menghubungkan jalur underground MRT Jakarta Fase I yang kini telah resmi beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak berita lengkapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melihat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Oktober mendatang. Dia akan melihat progres pembangunan terowongan atau tunnel di kawasan Halim Perdanakusuma.

"Kami bersama MRT tadi harus kunjungi salah satu site dari proyek kami di tunnel satu Halim Perdanakusuma, di Jakarta Timur, yang rencananya di pertengahan Oktober nanti akan dikunjungi bapak Presiden (Jokowi)," kata Direktur HR, LA & Aset PT KCIC Puspita Anggraeni di Hotel Melia, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019).

Puspita mengatakan hal itu menjadi fokus dari pihaknya untuk bisa segera menyelesaikan proyek di lokasi tersebut.

"Jadi salah satu titik monumental yang dikawal bapak ibu sekalian, yang sangat jadi concern, dan akan dikunjungi presiden, itu menjadi perhatian dari Manajemen KCIC," jelasnya.

Dia menjelaskan, dalam pembangunan terowongan tersebut, bor raksasa yang digunakan akan segera beroperasi.

"Ada portpile yang harus ditarik, sehingga alat bor kami yang besar itu bisa bekerja dan melakukan beberapa rework, tapi akhirnya sudah bisa berjalan," jelasnya.

"Kira-kira dua minggu lagi alat bornya sudah bisa mulai bergerak, sehingga bapak presiden sudah bisa berkenan melihat di pertengahan Oktober," tuturnya.

Dalam catatan detikcom, bor dengan nama Tunnel Boring Machine (TBM) diklaim sebagai bor terbesar yang pernah ada di Indonesia.

TBM sendiri mendarat di lokasi tunnel pertama kereta cepat Jakarta-Bandung yang terletak di Halim Km 3+600, Jakarta. TBM KCJB tersebut berangkat dari Zhanghuabang Wharf, Shanghai China dengan kapal Phoenix Pine ke Tanjung Priok.

"Kita patut berbangga, TBM yang ada di hadapan kita ini adalah yang terbesar yang pernah ada di Indonesia. TBM ini nantinya mampu membuat terowongan untuk dua jalur kereta cepat," kata Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra dalam keterangan resminya, pada Januari awal tahun ini.

TBM super besar ini berbobot 3.649 ton dengan diameter 13,19 m dan panjang 105 m. Alat bor ini akan beroperasi di daerah Halim dengan menggunakan metode shield tunneling untuk pengerjaan konstruksi terowongan sepanjang 1,88 km yang merupakan bagian dari 22 titik penting pekerjaan konstruksi KCJB.

Pengerjaannya menggunakan metode shield tunneling dikarenakan titik kritis ini berlokasi di Km 3+600. Lokasi tersebut melewati Tol Cikampek dan overpass jalan arteri Jatiwaringin yang notabene merupakan titik terpadat mobilisasi warga Jakarta ke daerah Bekasi dan Bandung.

Penggunaan TBM ini diyakini sama sekali tidak akan menghambat lalu lintas tol Jakarta-Cikampek karena tingkat keamanan metode pengerjaan shield tunneling jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode drill, blasting atau metode lainnya.

Metode ini bekerja seperti cacing bawah tanah dimana pengerjaannya dilakukan tanpa mengganggu aktivitas yang ada di atasnya. Selain itu, TBM juga digunakan pada titik ini karena sesuai dengan aturan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdanakusuma yang mengatur ketinggian bangunan dan kemungkinan mengganggu operasional penerbangan.

Adapun perakitan alat TBM akan memakan waktu sekitar 45 hari dengan target di bulan Maret dan akan segera dilanjutkan dengan operasi.

"TBM akan bekerja secara signifikan dengan pengeboran selama 24 jam tanpa henti. Optimalisasi pengeboran pada titik ini rata-rata sebesar 8 - 10 meter per hari sehingga diharapkan dapat mempercepat pekerjaan di titik ini," kata Chandra.

Hide Ads