Jakarta -
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan putra-putri Indonesia bakal dikirim ke China untuk belajar mengoperasikan kereta cepat. Hal itu dalam rangka mempersiapkan SDM dalam negeri untuk mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG).
Dia juga mengungkapkan rasa bangganya bisa bekerja sama dengan China menggarap proyek kereta cepat. Bahkan ada peluang bagi China melanjutkan pembangunan kereta cepat di Indonesia selain rute Jakarta-Bandung.
Berikut ini informasi selengkapnya.
Mereka bakal dikirim ke China untuk belajar cara mengoperasikan kereta cepat, mengingat transportasi modern tersebut di Indonesia masih barang baru.
"Putra-putri Indonesia akan banyak yang belajar ke Tiongkok untuk bisa mengoperasikan kereta cepat ini," kata Rini di casting yard 1 proyek kereta cepat JKT-BDG, Cikarang, Senin (30/9/2019).
Rini menjelaskan, SDM Indonesia perlu belajar ke China karena kereta cepat JKT-BDG merupakan yang pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.
"Nantinya yang paling penting, putra-putri kita juga akan training di Tiongkok untuk mengoperasikan kereta cepat karena ini betul-betul kereta cepat pertama di Asia Tenggara," ujarnya.
Menurut Rini, negeri tirai bambu tersebut sangat terbuka untuk berbagi kemampuan mereka ke Indonesia.
"Jadi buat Indonesia ini adalah sesuatu yang bisa buat belajar, dan RRC sangat terbuka untuk transfer teknologi. Jadi kita ini betul harus kita manfaatkan sehingga Indonesia bisa jadi negara yang punya kemampuan untuk membangun kereta," jelasnya.
Di hadapan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, Rini mengaku bangga bisa bekerja sama dengan China karena negara tersebut bisa membangun kereta cepat terbanyak dan terpanjang di dunia.
"Kita bangga bisa kerja sama dengan Tiongkok karena Tiongkok negara yang bisa bangun kereta cepat terbanyak dan terpanjang di dunia. Sekarang kalau nggak salah sudah lebih dari 28 ribu km. Sehingga saya harap (kereta cepat JKT-BDG) ini bukan hanya satu-satunya tapi ini yang pertama, Pak Dubes. Kita harapkan kita bisa kereta cepat-kereta cepat yang lain di Indonesia ini," katanya.
Menurutnya, kereta cepat JKT-BDG bisa dikerjakan berkat kerja sama yang baik antara Indonesia dan China.
"Dan ini tidak terlepas, harus saya akui kerja kerasnya Pak Dubes sejak datang hampir 2 tahun yang lalu itu saya nggak bisa hitung berapa kali ke tempat saya bawa catatan (menyampaikan) 'ini belum jadi lho bu, ini belum jadi," lanjut Rini.
Kerja sama kedua negara, menurut Rini sekaligus sebagai tempat belajar untuk Indonesia agar kemudian hari makin mampu membangun Indonesia. Dan proyek kereta cepat JKT-BDG adalah yang pertama di Asean.
"Satu kata penting dari Pak Dubes bahwa ini akan menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara," tambahnya.
Rini menargetkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) sudah separuh jadi di akhir 2019 ini. Per akhir September ini, progres kereta cepat yang dibangun sejak 2016 itu sudah sekitar 32%.
"Sampai akhir tahun ini kita targetkan 50%. Insyaallah sampai akhir tahun ini kita bisa mencapai 50%," kata Rini.
Menurutnya, pembangunan kereta cepat JKT-BDG bakal lebih dipercepat lagi. Targetnya, proyek dengan investasi sekitar Rp 40 triliun ini akan beroperasi di 2021.
"Jadi ini yang sekarang kita juga coba secepatnya selesaikan adalah sudah tiang-tiangnya sudah selesai, tinggal memindahkan kabel transmisi listrik yang ada di Cikarang," lanjut Rini.
Hari ini, Rini menyaksikan pemasangan girder pertama. Girder ini berfungsi sebagai struktur jalur layang kereta cepat. Menurutnya ini progres yang baik.
Prosesi peletakan girder pertama dilaksanakan di casting yard 1 proyek kereta cepat JKT-BDG, yang ada di sisi KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, sekitar Gerbang Tol Cikarang Utama. Girder ini berfungsi sebagai struktur jalur layang kereta cepat.
Halaman Selanjutnya
Halaman