Namun, menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, masih ada satu hal yang kurang di Stasiun Manggarai, yaitu daya dukung lingkungan. Menurutnya, Manggarai tidak akan siap dijadikan hub kalau daya dukungnya belum diperbaiki.
"Yang kurang di Manggarai sekarang adalah daya dukung lingkungannya. Selama itu nggak ada nggak mungkin bisa," kata Djoko kepada detikcom, Senin (7/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko mengatakan daya dukung lingkungan yang harus diperbaiki dan disiapkan adalah penambahan lahan parkir hingga pelebaran jalan utama di sekitar Stasiun Manggarai. Lahan parkir setidaknya harus dibuat seluas Stasiun Gambir, dan jalan utamanya harus dibuat dua jalur, per jalurnya ada tiga lajur.
"Buat parkiran pokoknya buat lahan seluas Gambir, minimal lo ya buat parkir. Kemudian jalannya, harus ada dua jalur, satu jalur itu tiga lajur. Jelas itu butuh, soalnya kan kalau nggak gitu macet nanti," papar Djoko.
"Kan bus Damri bus bandara bakal kumpul di situ pasti," tambahnya.
Soal lahannya Djoko mengaku tidak khawatir, menurutnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) punya lahan yang besar di sekitar stasiun Manggarai. Bahkan dia menyebut lahan itu sangat cukup buat parkir dan jalan utama yang dia sampaikan.
"Lahan itu luas lho, PT KAI kalau nggak salah punya lahan di situ 45 hektar. Lahan segitu cukup itu, parkir sama jalan luas bisa lah," kata Djoko.
Masalahnya, di lahan yang luas tersebut hingga kini sudah ditinggali masyarakat bertahun-tahun. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta diminta turun untuk menertibkan lahan yang ada.
"Ini tinggal bagaimana ungsikan penghuni yang lama mau direlokasi itu, jadi mereka harus ada penerbitan. Kan mereka tempati lahan BUMN lama tuh, mesti ngamuk kan kalau diminta ya," jelas Djoko.
"Makanya, Pemprov dalam hal ini harus ikut membantu," tutupnya.
(dna/dna)