Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan, setiap pembangunan proyek infrastruktur pasti akan memberikan dampak serupa. Ia juga menyinggung proyek-proyek tol yang menurutnya juga memberi dampak seperti yang disebabkan proyeknya ini.
"Anda lihat saja jalan tol kan produksi debu juga kan? Setiap pembangunan pasti seperti itu," tutur Chandra usai menghadiri penandatanganan kerja sama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan KCIC dalam hal pengembangan SDM untuk kereta cepat, di Gedung Karsa Kemenhub, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia menuturkan, pihaknya terus berupaya meminimalisir dampak proyek yang mengganggu aktivitas masyarakat.
"Jadi kita memang meminimalisir hal tersebut. Ya kita memerintahkan kontraktor yang bekerja untuk kita di situ," kata Chandra.
Menurutnya, langkah tersebut bisa diselesaikan dengan menjaga komunikasi tehadap semua pihak yang terlibat.
"Pak Menteri memerintahkan kita harus masalah sosial juga harus kita selesaikan, intinya adalah komunikasi. Kita sering komunikasi dan tim kita banyak di lapangan," jelas dia.
Namun, menurutnya tak ada kompensasi fisik yang harus ditanggung dalam kasus yang menimpa SMPN 1 Ngamprah ini. Kompensasi diberikan, jika lokasi sekolah berada di trase kereta cepat maupun terlalu dekat dengan trase.
"Nggak ada, nggak ada seperti itulah. Kalau sekolah ya harus kita pindahkan, relokasi. Kalau relokasi kan biasanya nilainya minimal sama, dan seringnya akan lebih bagus. Tapi itu kalau kena trase, dan mepet dengan trase. Lebar trase kita kan 25 meter. Kita biasanya melihat strukturnya seperti apa," pungkas Chandra.
(dna/dna)