Di awal kehadirannya, mungkin masih ingat betapa banyaknya keluhan warga dalam menyambut moda transportasi masal terbaru Jakarta ini. Namun, perlahan masyarakat mulai tertib dan terbiasa.
"Awalnya kami ingatkan, lama-lama orang yang ingatkan. Sekarang MRT milik semua. Ada tantangan kami nggak boleh salah dikit. Ada gangguan dikit, orang protes," ujar Operation and Maintenance Director MRT Jakarta, Muhammad Effendi dalam acara presentasi 'MRT Jakarta: Creating Collaboration to Become World Class,' di Gedung C, Depo MRT Jakarta Lebak Bulus, Jumat kemarin (15/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ekspektasi orang sangat tinggi. Kami senang, tapi kami nggak boleh salah. Setiap hari kita belajar," kata Effendi.
Yang menariknya, pihak MRT Jakarta tak hanya merangkul masyarakat melainkan juga teman-teman difabel. Menjadi moda transportasi terpadu untuk semua kalangan tanpa terkecuali, jadi moto yang dipegang teguh pihak MRT Jakarta.
"Dalam beberapa tahun ke depan mungkin kita akan bikin pendaftaran orang-orang berkebutuhan khusus, tapi saya minta dicatat. Kalau hilang ada denda," jelas Effendy.
Saat ini MRT Jakarta memiliki total 16 train sets, di mana dua di antaranya dijadikan backup atau cadangan. Satu train set dapat menampung antara 1.200-1.800 penumpang dan dapat melaju hingga 11 km/jam di rel melayang dan 80 km/jam di jalur bawah tanah.
(rdy/eds)