Hal itu terjadi saat acara Market Sounding Empat Proyek Tol kepada investor di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta. Yang membuat Basuki jengkel adalah set tempat duduk yang diatur dalam acara tersebut. Pejabat PUPR tampak duduk di barisan depan, sedangkan investor duduk di barisan berikutnya.
"Mestinya para investor duduk di depan. Mindset yang harus kita ubah, kita melaksanakan APBN juga kita melayani investor. Kalau bicaranya APBN nggak apa-apa pejabat di depan, pagi ini kan mau layani investor," kata Basuki, Kamis (22/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemerintah Tawarkan 4 Ruas Tol Ini ke Swasta |
Basuki juga berpesan kepada investor agar melapor jika merasa keberatan dengan regulasi mengenai investasi. Pihaknya ingin melayani investor dengan baik, khususnya untuk kemudahan melakukan usaha.
"Regulasi ada yang menghambat? Bilang! Nanti kita coba liat untuk relaksasi," katanya.
Dalam acara Market Sounding yang diadakan Kementerian PUPR, ada empat proyek tol yang ditawarkan ke investor. Mulai dari proyek jalan tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo yang investasinya Rp 28,58 triliun, lalu ada juga Yogyakarta-Bawen dengan biaya Rp 17,38 triliun.
Selanjutnya ada proyek Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap yang nilainya Rp 57,594 triliun, dan terakhir proyek Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar (Maminasata) Rp 9,41 triliun.
(eds/eds)