Pengoperasian kereta api dewasa ini tak terlepas dari listrik yang memegang peranan penting. Di mana listrik itu digunakan untuk menjalankan kereta hingga menjalankan sinyal yang digunakan untuk memantau pergerakan kereta dan banyak lainnya.
Tentu masyarakat masih ingat, peristiwa pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Pulau Jawa pada 4 Agustus 2019 silam. Di mana musibah itu berdampak banyak, termasuk mandeknya MRT Jakarta saat tengah beroperasi di jalurnya sebelum sampai stasiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Oleh rombongan ditanyakan, bagaimana cara pihak Nippon Signal melindungi kereta dan pengunjungnya apabila terjadi musibah serupa seperti pemadaman listrik dalam skala besar. Namun, jawaban dari GM Deputi Eksekutif Chief GM Kuki PLant Nippon Signal, Mikuni Hiroyuki cukup mengejutkan.
"Untuk Nippon Signal selama ini belum pernah (pemadaman listrik) selama 90 tahun," ujar Mikuni.
Hanya apabila seandainya musibah itu terjadi, pihak Nippon Signal juga punya cara khusus untuk penyelamatan darurat.
"Ada Uninterruptible Power Supply (UPS), bisa back up kereta hingga 30 menit setelah mati lampu. Jadi kereta dihentikan dan diberhentikan di stasiun terdekat dengan baterai cadangan," ujar Mikuni.
Teknologi yang sama pun juga telah diimplementasikan di MRT Jakarta. Hanya saja pihak MRT Jakarta masih perlu belajar banyak, khususnya untuk menghadapi musibah skala nasional seperti pemadaman listrik masal di awal Agustus ini.
(rdy/eds)