Seperti dikutip melalui keterangan resmi Sekretariat Kepresidenan, Kamis (19/12/2019), orang nomor satu di Indonesia terbang menuju Bandara Yuvai Semaring, Kabupaten Nunukan dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU.
Sebelum lepas landas dari Bandara Internasional Juwata Kota Tarakan, Presiden akan terlebih dahulu melihat maket pembangunan Kaltara. Setibanya di Kabupaten Nunukan, Presiden akan menghadiri prosesi penganugerahan gelar adat Dayak Lundayeh kepada Presiden RI. Selanjutnya, Kepala Negara dijadwalkan untuk meninjau proyek pembangunan jalan perbatasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai santap siang bersama, Presiden Jokowi diagendakan untuk meninjau potensi hydro power melalui udara dengan menggunakan helikopter.
Dapat diketahui, titik yang akan dilawat Presiden melalui helikopter ini adalah lokasi infrastruktur penunjang pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy. Mulai dari kantor, mess, warehouse dan jalan.
Saat ini proses pembangunan infrastruktur penunjang sudah berjalan selama dua bulan. Namun pengerjaannya bukan tanpa kendala. Dari total kebutuhan jalan 20 kilometer, pembangunan baru mencapai 4,5 kilometer. Hambatannya karena ada gunung batu yang mesti dilakukan peledakan untuk pembangunan jalannya.
Untuk pembangunan ini, PT Kayan Hydro Energy sudah mengerahkan 12 unit alat berat. Terdiri dari dari, 7 unit ekskavator, 2 unit buldoser dan sisanya dump truck.
Baca juga: Janji-janji Jokowi untuk Ibu Kota Baru |
Pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Proyek ini pun, lanjutnya, melibatkan masyarakat lokal karena mereka juga dipekerjakan sebagai operator alat berat, tenaga unskill, dan lainnya.
Karakteristik sungai Kayan ini cocok sekali untuk dibuat PLTA Kayan Hydro Energy karena debit airnya yang mencapai 1.700 meter kubik/detik. Ditambah, hulu sungai ini juga ditopang oleh Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1,35 juta hektare. Sehingga, PLTA Kayan Hydro Energy ini tidak hanya bisa menjamin listrik di Kalimantan Utara saja, tapi juga pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Powerchina International Group yang diteken pada 31 Oktober 2018. Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2019 lalu, kedua perusahaan meneken pelaksanaan proyeknya.
Penandatanganan itu dilakukan di Kantor KSP, di bawah pengawalan langsung Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. Saat itu, Moeldoko menuturkan, perjanjian yang ditandatangani meliputi tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara, termasuk pembangunan PLTA Sungai Kayan.
PLTA Sungai Kayan yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 hektare itu diproyeksikan menghasilkan kapasitas listrik sebesar 9.000 megawatt (Mw) dari lima bendungan yang dibangun secara bertahap.
Bendungan pertama diproyeksi dapat menghasilkan 900 Mw. Selanjutnya, pembangunan akan dilakukan pada bendungan kedua berkapasitas 1.200 Mw, bendungan ketiga dan keempat yang masing-masing menghasilkan 1.800 Mw dan bendungan kelima dengan 3.200 Mw.
(hek/zlf)