Indonesia Akhirnya Punya MRT

Kaleidoskop 2019

Indonesia Akhirnya Punya MRT

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 27 Des 2019 14:00 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Masyarakat Jakarta kini bisa menikmati alat transportasi canggih bernama moda raya terpadu (MRT). MRT Jakarta fase I telah beroperasi, menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI.

MRT sendiri punya perjalanan panjang. Dalam catatan detikcom, proyek infrastruktur ini sudah digagas sejak Orde Baru yakni tahun 1985. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem MRT di Jakarta.

Tapi proyek ini tak kunjung jalan. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi antara rentang tahun 1997-1999 ditengarai sebagai salah satu sebab proyek ini mandek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 26 April 2012, titik terang pembangunan MRT muncul. Gubernur DKI Jakarta saat itu Fauzi Bowo meresmikan pencanangan persiapan pembangunan MRT di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Saat itu Foke sapaan akrabnya mengaku lega. Dia berharap MRT menjadi ikon pembangunan serta menjadi transportasi yang nyaman, efisien dan ramah lingkungan.

Pembangunan MRT kemudian dilanjutkan gubernur selanjutnya Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat sebagai presiden. Jokowi saat itu menyebut proyek MRT masuk sebagai salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta tahun 2013. Peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan pada Oktober 2013.

Berikut ini kilas balik beroperasinya MRT Jakarta sekaligus yang pertama di Indonesia dalam rangkuman Kaleidoskop 2019.

Tahun ini menjadi saksi sejarah di mana Indonesia akhirnya memiliki moda transportasi masa depan berbasis rel, yaitu moda raya terpadu (MRT) fase I Lebak Bulus-Bundaran HI.

Presiden Jokowi meresmikan langsung beroperasinya MRT fase I pada 24 Maret 2019. Lokasi peresmian berlangsung di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Kembali ke hari itu, Jokowi meresmikan beroperasinya MRT Jakarta bertepatan dengan event car free day yang rutin dilaksanakan setiap Minggu pagi. Dia mengenakan kaos lengan panjang abu-abu dengan jeans biru.

Hadir pula Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Shinichi Kitaoka, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar.

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim MRT fase pertama saya nyatakan dioperasikan," demikian kata Jokowi, Minggu (24/3/2019).



Kereta MRT Jakarta memiliki dimensi panjang 20 m, lebar 2,9 m, dan tinggi 3,9 m. Warna kereta didominasi oleh warna biru dan abu-abu metalik, sementara badan kereta terbuat dari bahan baja antikarat (stainless steel) dengan berat kosong per satu kereta mencapai 31 hingga 35 ton.

Di setiap kereta terdapat delapan buah pintu dengan tinggi 1,8 m dan lebar 1,3 m serta pintu penghubung antarkereta di ujung tiap kereta. Sedang pintu darurat terletak di kabin masinis.

Setiap kereta bisa menampung hingga 332 orang atau 1.950 orang per rangkaian. Kecepatan maksimum kereta mencapai 100 km/jam (rata-rata operasional 35 km/jam).

Kereta akan melaju di atas rel yang beroperasi pada jalur layang dan bawah tanah. Desain konstruksi stasiun dan jalur bawah tanahnya memenuhi standar tahan gempa Indonesia dan banjir.

MRT Jakarta tahan gempa karena dibangun dengan standar konstruksi SNI 2012. Lalu tahan banjir, karena pintu masuk ditinggikan hingga 1,5 meter, menggunakan anti-flood barrier system, sump-pit dengan sistem pompa dan sensor ketinggian air.

Dari segi kenyamanan, kereta MRT Jakarta memiliki stasiun dengan fasilitas yang sangat mendukung. Stasiun akan dilengkapi penyejuk udara, eskalator, elevator, area komersil, fasilitas umum/sosial, WiFi, fasilitas khusus bagi penumpang prioritas (ibu hamil-menyusui/penyandang disabilitas/lansia/anak-anak), hingga sistem tiket terpadu.

Beroperasi tahun ini, PT MRT Jakarta langsung menargetkan mengangkut 65 ribu penumpang per hari untuk mengurai kemacetan. Angka itu pun telah terlampaui meski telah diturunkan dari target sebelumnya sebesar 130.000 penumpang per hari.

"Target 65 ribu (penumpang) dan sekarang kita 91 ribu per hari. Ini bagus sekali," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, WIlliam Sabandar.

PT MRT Jakarta telah mengangkut 19.990.959 penumpang pada 24 Maret hingga 26 November 2019. Rata-rata per bulan mereka berhasil mengangkut 83.516 penumpang, dengan rata-rata 93.165 penumpang per hari.

Untuk tahun depan, PT MRT Jakarta pun menargetkan jumlah penumpang per hari yang lebih banyak lagi. Tujuannya tentu adalah untuk makin mengurai kemacetan di DKI Jakarta dan mengajak masyarakat menggunakan transportasi umum.

"2020 110 ribu (penumpang per hari). 2021 target 130 ribu per hari," ujar William.
Dari tiket penumpang, tahun ini PT MRT Jakarta telah mengantongi laba sebesar Rp 180 miliar. Jumlah itu pun diprediksi akan makin meningkat seiring bertambahnya jalur MRT ke depan.

Peresmian pengoperasian MRT juga sekaligus pencanangan pembangunan MRT Jakarta fase II.

"Sudah kita canangkan juga MRT Jakarta fase kedua yang (rute) utara," kata Jokowi dalam sambutan peresmian MRT Jakarta fase I di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta kala itu.



MRT fase II akan dilanjutkan ke Kota, Jakarta Utara. Penlok atau penentuan lokasi proyek MRT fase II sendiri telah diterbitkan melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor Bundaran HI - Kota pada 21 November 2018.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah penumpang MRT Jakarta bakal tembus 200.000 per hari orang ketika Fase II Bundaran HI-Kota beroperasi pada 2024 nanti.

"Jadi kalau bisa sampai ke Kota bisa beroperasi, kita harapkan jumlah penumpang meningkat tinggi menjadi 200 ribu penumpang per hari," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dalam jumpa pers akhir tahun di Kemenhub, Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta William Syahbandar yang unik dari proyek fase II adalah jalur bertingkat di bawah tanah.

"Ini karena menyempit di sekitar Harmoni jadinya jalur kita nggak kanan kiri tapi bertingkat di bawah tanah, masuk ke Sawah Besar sampai kota balik lagi sejajar kanan kiri," papar William di Restoran Rempah Wangi, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Dari 5,8 km jalur yang dibuat akan melewati 8 stasiun, mulai dari Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Selain itu hanya butuh waktu 45 menit menuju Kota dari Lebak Bulus dengan headway cuma lima menit.

"Estimasi kita bisa bawa 551.200 penumpang per hari pada 2025. Ini berdasarkan desain Basic Engineering Design fase II kita," ucap William.

Jalurnya dibuat sedalam 17-36 meter di bawah tanah. Dengan rel R54 yang memiliki lebar jalur 1067 mm. Jarak antar stasiun dibuat sekitar 0,6-1 km.


Hide Ads