Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, Tol Cipali bila dilihat V/C ratio-nya sudah di 0,7 atau 70%. V/C ratio adalah rasio antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan. Tingginya V/C ratio menggambarkan kepadatan arus lalu lintas karena jalan sudah tidak mampu menampung volume kendaraan.
"Itu kan kalau prinsipnya pelebaran itu kan dasarnya kalau volume capacity ratio-nya sudah di atas 70% ya kan, sehingga begitu volumenya sudah mendekati atau di atas 70% kita bicara dengan badan usahanya untuk komitmen mereka untuk melaksanakan pelebaran," kata Danang saat dihubungi detikcom, Senin (30/12/2019).
Dia menjelaskan, lajur Tol Cipali dilebarkan untuk menghindari penumpukan kendaraan di ujung Tol Japek hingga memasuki Tol Cipali.
Saat ini lajur kendaraan di Tol Japek eksisting ditambah Tol Layang Japek sudah memiliki kapasitas yang besar. Di Tol Japek ada 3 lajur di bawah dan 2 lajur di atas. Otomatis Tol Cipali yang hanya ada 2 lajur perlu menyesuaikan kapasitas jalannya.
"Sekarang kan dengan kapasitas Japek itu lajurnya kan Japeknya itu sudah 5-6 lajur. Berarti kan kita akan memiliki risiko nanti menumpuk semua di ujung Cipali ya kan," jelasnya.
Pihaknya pun akan segera melakukan pembahasan dengan badan usaha jalan tol (BUJT) yang mengoperasikan Tol Cipali, yaitu PT Lintas Marga Sedaya.
"Nah sehingga kita akan mulai bahas bagaimana rencana pelebaran secara gradual lah ya Cipali itu, sehingga bisa menampung traffic dari Japek yang cukup banyak nantinya," tambahnya.
Simak Video "Jalan Tol dengan Fatalitas Kecelakaan Tertinggi di Dunia Ada di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/zlf)