Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono menjelaskan, bahwa Bendung Kamijoro ini dulunya dibangun pada zaman Belanda, tepatnya tahun 1927. Lalu, pada medio 2000 bendungan ini dilengkapi penahanan air yang terbuat dari bronjong, di mana air itu kemudian dialirkan ke areal persawahan Kabupaten Bantul melalui terowongan.
"Tapi karena banyak aktivitas pertambangan pasir membuat bronjong ambrol. Terus tahun 2015 kami mulai membuat desain baru Bendung Kamijoro," katanya usai meresmikan Bendung Kamijoro di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (31/12/2019).
"Nah, 2015 itu kita angkat ke hulu sedikit, kemudian muka air naik, mengalir ke terowongan," imbuh Basuki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah mendesain bendungan, pihaknya memulai pembangunan Bendung Kamijoro pada tahun 2016 hingga akhirnya selesai pada tahun 2018. Menurutnya, pembangunan Bendung tersebut sejatinya untuk membantu irigasi lahan pertanian di sekitar bendungan.
"Saat ini warga Bantul bisa memanfaatkan air bendungan Kamijoro dengan debut 25 liter per detik. Sementara, debit air yang bisa dimanfaatkan warga Kulon Progo sebesar 475 liter per detik, ini bisa menjadi potensi mengangkat perekonomian dan pertanian," katanya.
"Dan karena terus berkembang, bendungan ini juga bisa jadi tempat wisata," imbuh Basuki.
Sementara itu, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menilai Bendung Kamijoro sangat indah. Selain itu, keberadaan jembatan di Bendung Kamijoro dapat memudahkan akses masyarakat baik dari Kulon Progo ke Bantul maupun sebaliknya.
"Saya tadi memperhatikan, selintas Bendung Kamijoro ini sangat indah, ada taman bermain, ada plaza. Bisa jadi tempat tujuan wisata," katanya.
![]() |
"Ada jembatan bagus yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo, ini juga bisa irit waktu, bisa lebih cepat karena memotong jarak sekitar 5 kilometer. Saya harap masyarakat dapat memanfaatkan bendung Kamijoro ini dengan sebaik-baiknya," imbuhnya.
Dengan memanfaatkan keberadaan Bendung tersebut, kata Jokowi, masyarakat dapat meningkatkan perekonomiannya melalui pengembangan sektor pertanian, UMKM hingga pariwisata.
"Petani bisa ikut sejahtera, usaha kecil juga bisa tumbuh di kanan kiri Bendung ini, dan saya harapkan pendapatan masyarakat meningkat karena banyak wisatawan ke sini," ucapnya.
"Tadi pak Gubernur (Sri Sultan Hamengku Buwono X) bisik-bisik, kalau untuk parkir hari libur atau Minggu bisa sampai Rp17 juta sampai Rp 20 juta, itu angka yang sangat besar sekali," imbuh Jokowi.
Salah seorang warga Dusun Kaliwiru, Suratini (40) mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Bendung Kamijoro, khususnya pada jembatan yang melintang di atas Bendung. Mengingat warga semakin mudah untuk menuju Bantul atau arah sebaliknya.
"Dengan adanya Bendung ini ya terbantu sekali mas, dan semoga bisa berlanjut. Karena dulu tahun pas tahun 80an itu harus pakai perahu kalau mau nyebrang dan sekarang pakai motor saja bisa lewat sini," ucapnya.
![]() |
Perlu diketahui, pembangunan Bendung Kamijoro dimulai dari tahun 2016-2018 dengan menelan biaya Rp 229 miliar untuk membangun bendung dan saluran irigasi. Sedangkan pada tahun 2018-2019 barulah dimulai pembangunan prasarana air baku yang menghabiskan biaya Rp 24 miliar.
Untuk manfaat dari Bendung Kamijoro sendiri mampu mensuplai air irigasi D.I Pijenan sebesar 2,5 M3 per detik untuk luas areal sawah 2370 hektare. Lalu menyediakan air baku sebesar 500 liter per detik untuk bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dan kawasan industri.
(dna/dna)