Sosialisasi yang dilakukan di Balai Desa Purwomartani Jalan Candi Sambisari No 6, Dusun Sidokerto, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman itu mengundang sekitar 215 an warga dari tiga dusun. Yakni Dusun Karanglo, Kadirojo 1, dan Kadirojo 2.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno menjelaskan sosialisasi ini masih dalam tahap untuk memberikan gambaran awal ke masyarakat. Yaitu agar masyarakat tahu bidang tanah yang terdampak proyek jalan bebas hambatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krido menjelaskan, setelah sosialisasi ini pihaknya memberikan waktu dua minggu kepada desa. Untuk melakukan sinkronisasi data. Sebab, data pemilik tanah ini masih data pemilik lama. "Yang hari ini diundang masih atas pemilik lama jadi pemilik baru akan disusuli undangan," ucapnya.
Sosialisasi di Purwomartani berlangsung tiga hari. Mulai hari ini hingga Rabu (15/1). Disampaikan saat sosialisasi trase tol Yogya-Solo secara utuh. "Dibagi tiga hari karena ini ada 600 an bidang tanah yang terdampak di Purwomartani," terangnya.
Selanjutnya, Krido mengagendakan untuk segera menyelesaikan sosialisasi di 20 desa yang terdampak pembangunan tol Yogya-Solo dan Yogya-Bawen. Sehingga ditargetkan awal Maret 2020 sudah bisa melakukan konsultasi publik.
"Konsultasi publik di awal Maret, untuk Sleman Timur. sekarang fokus untuk menyelesaikan sosialisasi dulu," ujarnya.
"Nah konsultasi publik itu lah masyarakat harus memberikan pernyataan kerelaan berkaitan rencana jalan tol di situ yang hadir harus yang berhak atau diwakilkan mengenai surat kuasa," lanjutnya.
Lebih lanjut, ada 20 desa yang terdampak proyek tol Yogya-Solo dan Yogya-Bawen. Yakni mulai Desa Bokoharjo (Prambanan) sebanyak dua kali. Di Kecamatan Kalasan yakni Desa Tamanmartani sebanyak dua kali,
Selomartani sebanyak dua kali, Tirtomartani sebanyak tiga kali, dan Purwomartani sebanyak enam kali.
Sementara di Kecamatan Depok, yakni Desa Condongcatur dan Caturtunggal sebanyak tiga kali dengan mekanisme sosialisasi secara digabung. Desa Maguwoharjo dilakukan sosialisasi sebanyak tiga kali. Di
Kecamatan Ngaglik hanya Desa Sariharjo yang terkena dampak, nantinya ada satu sosialisasi yang digabung dengan Desa Sinduadi. Empat desa di Kecamatan Mlati yakni Desa Tlogoadi dilakukan sosialisasi sebanyak dua kali, Tirtoadi sosialisasi sebanyak lima kali, Sinduadi dilakukan dua kali dan Sendangadi satu kali sosialisasi. Kecamatan Gamping akan dilakukan sosialisasi satu kali di Desa Trihanggo.
(hns/hns)