"Betul (dilaksanakan sosialisasi) di Bokoharjo tadi. Itu yang perdana, sosialisasi perdana (berkaitan dengan rencana proyek tol) Yogya-Solo," jelas Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno, kepada detikcom, Rabu (4/12/2019).
Krido memastikan sosialisasi pembangunan Tol Yogyakarta-Solo tidak hanya berhenti di Balai Desa Bokoharjo. Setelah ini pihaknya akan menyosialisasikan proyek tol ini di lima tempat lainnya di wilayah Sleman Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemerintah Tawarkan 4 Ruas Tol Ini ke Swasta |
Menurutnya, mayoritas warga terdampak tol di Desa Bokoharjo antusias menyebut proyek Tol Yogyakarta-Solo. Antusiasme warga ditangkap Krido dari banyaknya warga terdampak yang menanyakan nominal ganti untung yang bakal diperoleh.
"Itu masyarakat antusias, antusias pada prinsipnya setuju. Bahkan banyak (yang) menanyakan hal-hal yang sifatnya, malah justru menanyakan hal-hal yang mereka itu menanyakan kapan dibayar dan sebagainya," sebutnya.
"Padahal itu kan belum masuk, ya karena saking antusiasnya. Padahal kita belum masuk di tahap itu. Tadi itu sosialisasi membicarakan masalah umum penjadwalannya kapan, kapan kita mengadakan survei lapangan, kapan appraisal turun," lanjutnya.
Tol Yogyakarta-Solo sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diprioritaskan pemerintah. Berdasarkan informasi yang Krido peroleh, konstruksi proyek Tol Yogyakarta-Solo akan mulai dibangun tahun 2021 mendatang.
"2020 itu pengadaan tanah (proyek Tol Yogyakarta-Solo) dulu, baru konstruksi," terangnya. "Ya itu perencanaan 2021 (dimulai konstruksi), infonya 2021," sambung Krido.
(ush/hns)