Wijayanto mengatakan selain memperhatiakan konstruksi tol, pihaknya juga memperhatikan unsur estetika.
"Monjali itu kan at grade jadi estetikanya harus diperhatikan. Jalan tol itu tidak untuk setahun dua tahun, untuk puluhan tahun jadi harus disinkronkan antara underpas, at grade jalan tol, dan perempatan Monjali," kata Wijayanto
Menurutnya, pembangunan tol di Yogyakarta berbeda dengan daerah lain. Ada kaidah teknis yang harus disesuaikan dengan nilai lokalitas.
"Yogya itu khusus, jadi ada kaidah teknis yang harus disesuaikan karena kalau di Yogya itu tidak boleh menabrak situs, candi, ada garis imajiner, yang ini kita sinkronkan bareng-bareng jadi satu supaya jalan tol ini tidak hanya sebagai transportasi dalam artian melancarkan arus lalu lintas tapi juga ada estetika yang bagus untuk Yogyakarta," jelasnya.
Dia memastikan perubahan desain tol di Monjali ini kan lebih dipercantik. "Desain yang diubah ini lebih dipercantik. Karena ini bertentangan dengan teknis. Karena awalnya elevated semua, kan itu sudah bagus tapi ini harus turun jadi harus disesuaikan lagi estetikanya. Jadi tidak asal turun," lanjutnya.
(hns/hns)