"Yang di underpass (Kentungan) itu nanti juga akan ada penyesuaian," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Yogya-Solo dan Yogya-Bawen, Wijayanto di Balai Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Selasa malam (4/2/2020).
Rencana awal, desain jalan tol yang melintas di atas Ring Road Utara dibuat melayang (elevated). Namun, karena desain jalan tol di Monjali menjadi at grade maka di seputaran Kentungan sebagian juga akan dibuat at grade.
"Nanti ada yang eleveted dan at grade, desainnya nanti disesuaikan dengan Monjali," jelasnya.
Terkait desain baru tersebut, pihaknya masih belum bisa menyampaikan secara detail. Pasalnya, saat ini masih dalam usulan ke Gubernur DIY.
"Sebenarnya nanti yang menyampaikan dari Dinas PUPR-ESDM DIY, kami baru konsultasi ke Gubernur terkait desain, nanti desainnya seperti apa yang disetujui baru bisa disampaikan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Jalan Tol Bawen-Yogya-Solo di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali) dibangun at grade, bukan elevated. Hal itu agar keberadaan tol tidak merusak garis atau sumbu imajiner DIY.
"Saya (yang mengusulkan dibangun at grade di kawasan Monjali). Ya kalau (pemerintah pusat) mau, kalau nggak ya (proyek pembangunan tol) nggak jadi," kata Sultan HB X kepada wartawan di Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis (19/12/2019).
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menyebut usulannya telah disetujui pemerintah pusat. Karena telah disetujui, maka proyek pembangunan tol Bawen-Yogya-Solo bisa dilanjutkan.
Konsep tol yang dibangun di DIY memang sebagian besar dibangun elevated atau melayang. Salah satu ruas yang akan dibangun elevated ialah jalan tol di atas Ring Road Utara, Sleman.
Nantinya konsep tol elevated di atas Ring Road Utara ini akan tetap dipertahankan. Hanya saja Sultan meminta tol yang melintasi kawasan Monjali dibangun at grade atau konstruksi tol biasa agar tidak merusak garis imajiner DIY.
(dna/dna)