'Pengganti' Jembatan Barito Jadi Ikon Banjarmasin Lagi Digarap

'Pengganti' Jembatan Barito Jadi Ikon Banjarmasin Lagi Digarap

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 08 Feb 2020 22:15 WIB
Proyek jembatan pengganti Jembatan Barito
Foto: Danang Sugianto/detikcom
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan pemerintah daerah Banjarmasin saat ini tengah mengerjakan proyek penggantian jembatan Sei Alalak. Jembatan ini digadang-gadangkan akan menjadi icon baru Banjarmasin menggantikan Jembatan Barito.

PPK I.5 Provinsi Kalsel Kementerian PUPR Andika Mulrosha menjelaskan, saat ini paket kegiatan penggantian jembatan Sei Alalak sudah memasuki pengerjaan main span atau bentang utama.

"Untuk kegiatan sekarang ini memang konsen utama kita di 2020 itu di bentang utamanya," ujarnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020).

Jembatan Sei Alalak ini sendiri bentang utamanya dibangun dengan struktur cable stayed yang dilengkapi singke pylon. Ditargetkan seluruh pembangunan selesai di akhir 2020 dan dapat langsung fungsional, target itu lebih cepat dari tenggat yang sudah ditetapkan sebelumnya.

"Memang spirit kita dari awal untuk dapat menyelesaikan di akhir 2020. Meskipun kontraknya Maret 2021," terangnya.


Dengan struktur cable stayed, jembatan ini disebut-sebut akan menggantikan Jembatan Barito menjadi icon kota Banjarmasin. Tiang ini juga nanti akan dicat berwarna kuning kunyit yang merupakan warna identik kota Banjarmasin. Selain itu untuk menambah esetika akan dilengkapi dengan lampu LED.

Jembatan ini memiliki lebar 20 meter yang berisi 4 lajur bolak-balik. Adapun panjang total jembayan ini 850 meter dengan panjang bentang utama 130 meter.

Jembatan ini disebut mampu beroperasi selama 100 tahun. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan jembatan seluas 1 hektare (ha).

Sementara anggaran konstruksi mencapai Rp 278 miliar di luar pembebasan lahan. Urusan lahan menjadi kewenangan Pemda Banjarmasin.

Jembatan ini mampu menahan berat hingga 10 ton. Berbeda dengan struktur Jembatan Sei Alalak sebelumnya yang berasal dari rangka baja kelas B yang diperkirakan hanya mampu menahan berat kurang dari 8 ton.


Lagipula, ternyata jembatan Sei Alalak yang lama ternyata sudah berusia lebih dari 30 tahun. Struktur rangka bajanya juga sudah keropors dan berkarat.

"Jadi waktu pelaksanaan kita juga menyaksikan pondasinya ternyata sudah keropos dan berkarat itu sangat berbahaya sekali," kata Andika.

Tak hanya itu, karena konstruksinya yang terlalu tinggi, truk trailer yang lewat sering kali terguling saat melintasi jembatan ini. Oleh karena itu dilakukan pengerjaan proyek penggantian Jembatan Sei Alalak.


(das/hns)

Hide Ads