Banjir yang terjadi di underpass Kemayoran disebut karena banyaknya perubahan peruntukan lahan, dari pemukiman hingga apartemen. Sementara, sejak tahun 1988 sistem drainase di wilayah tersebut tak pernah di-review.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mencari jalan keluar untuk mengatasi banjir tersebut.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, akan menyediakan pompa di kawasan Sentiong untuk menarik air dari Kemayoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ada rencana program pompa Sentiong, itu kan kurang lebih 2 tahun, ini masih proses rencana pembiayaan. Jadi nanti insyaallah April ini sudah tender selama 2 tahun. Nah itu nanti kalau pompa Sentiong sudah ada, kesedot ke sana, dengan kapasitas 50 m3 per detik, sehingga kawasan Kemayoran ini bisa kesedot," jelasnya kepada detikcom, Minggu (23/2/2020).
Selanjutnya, sistem drainase di kawasan itu akan diubah. Sistem drainase itu saat ini sedang dalam kajian oleh kementerian yang dipimpin Basuki Hadimuljono tersebut.
"Sedangkan untuk review sistem drainase sekarang mulai pengukuran, itu dibantu Puslitbang Air," tambahnya.
Jarot belum bisa memastikan kapan kajian untuk penanganan banjir underpass Kemayoran itu rampung. Yang pasti, untuk saat ini baru bisa dilakukan penanganan darurat untuk atasi banjir.
"Karena review desain itu nanti sistem drainase mau diubah sudah tidak sesuai lagi, ya kan memerlukan waktu. Lalu nanti kita ya, kalau Maret ini kita penanganan darurat ya mobile pump," jelasnya.
"Kalau untuk yang permanen review dulu, lalu termasuk program jangka menengah lah termasuk pompa Sentiong itu. Manti itu ditambah lagi pompa-pompa di pinggir Sentiong untuk menyerap kawasan 1.250 ha di Kemayoran itu. Jadi harus nunggu saja, nggak tau mungkin 3-4 bulan di-review, nanti kita kerjakan insya Allah tahun ini sudah mulai termasuk yang Sentiong," paparnya.
(acd/eds)