Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengadakan pertemuan dengan Menteri Infrastruktur dan Sumber Daya Air Belanda, Cornelia (Cora) van Nieuwenhuizen-Wijbenga. Basuki mengungkapkan, pertemuan tersebut membahas beberapa kerja sama infrastruktur RI-Belanda yang akan diperpanjang.
Pertemuan ini menindaklanjuti kedatangan Raja Willem Alexander ke Istana Bogor pagi ini.
"Dalam penerimaan Bapak Presiden, juga diharapkan kelanjutan kerja sama Indonesia dengan Belanda di bidang sumber daya air (SDA) dan pengembangan sumber daya manusia (SDM)," kata Basuki di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, ada tiga proyek yang akan diperpanjang kerja samanya dengan Belanda. Salah satunya pengendalian banjir rob di Semarang, Jawa Tengah, dan peningkatan kualitas air di Solo.
"Pengendalian banjir di Jawa bagian Utara terutama di Semarang. Kemudian untuk membuat feasibilty studies kualitas air di Solo untuk kerajinan batik ini akan kita teruskan," ungkap dia.
Begitu juga dengan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). NCICD merupakan proyek pembangunan tanggul raksasa di Muara Baru, Jakarta Utara.
"Karena MoU-nya selesai pada tanggal 8 Maret ini, tadi kami menandatangani letter of intent-nya. Sedang disususun MoU yang meneruskan itu. Nanti mudah-mudahan akan ditandatangani bulan Oktober MoU-nya untuk meneruskan proyek-proyek yang sedang dikerjakan sekarang," tutur Basuki.
Basuki menuturkan, dalam proyek NCICD sendiri, Belanda berperan untuk menyusun tata kelola pembiayaan proyek.
"Belanda untuk financing-nya, kalau pemerintah semua kan nggak mungkin. Karena itu juga ada benefit-nya untuk swasta. Jadi sedang dieksplor oleh konsultan Belanda yang ada di sini untuk mengeksplor skema financing untuk NCICD," jelas Basuki.
Ia menegaskan, dalam pembangunan NCICD ini, pemerintah tak hanya fokus dalam pengendalian banjir, tapi juga keseimbangan lingkungan.
"Bagaimana kita menyetop pengambilan air tanah dengan membangun karian dan sebagainya. Untuk itu dibangunlah, yang emergency ada pembangunan tanggul utara itu saja dulu. Itu yang emergency karena ada rob. Kalau itu sudah, karian supply, kita bisa nyetop air tanahnya. Kalau itu belum bisa turun, atau stop, baru kemudian dibangun yang tanggul di luar. Tapi kalau sudah stop kita nggak perlu bangun luar," pungkas dia.
Baca juga: Pemerintah Ajak Belanda Kelola Bandara di RI |
(fdl/fdl)