Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan seharusnya pengerjaan dimulai pada Maret namun harus diundur menjadi Juni 2020.
"Kontrak sudah ditandatangani Februari 2020, awalnya pada awal Maret mulai bekerja kita mundurkan 3 bulan ke Juni, karena situasi COVID ini tidak memungkinkan, karena sebagian tenaga kerja juga dari Jepang," kata William dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Dengan mundurnya jadwal pengerjaan, William juga menyampaikan target penyelesaiannya pun menjadi mundur. Untuk Fase 2A Bundaran HI-Kota awalnya selesai 31 Desember 2024 menjadi 30 Maret 2025. Menurut William COVID juga membuat proses lelang fase lainnya mundur dari target awalnya.
"Karena tidak mungkin mobilisasi pekerjaan berat pada fase COVID-19 ini, dengan demikian waktu target penyelesaian akan mundur ke Maret 2025," katanya.
MRT Jakarta Fase 2 ini terdiri dari dua paket pengerjaan, pertama fase 2A dengan rute Bundaran HI-Kota sepanjang 6,3 km dan fase 2B dengan rute dari Kota-Ancol Barat sepanjang 6 km. Proses pembangunan mendapat pembiayaan dari JICA sebesar Rp 22,5 triliun.
William mengatakan pihaknya menilai dana pembangunan akan membengkak karena hitungan awalnya menggunakan nilai tukar sebelum pandemi Corona. Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah mengusulkan tambahan anggaran sekitar Rp 7,3 triliun kepada JICA usai menyelesaikan feasibility study (FS) fase 2B dari Kota-Ancol Barat. Tambahan ini digunakan untuk konsultan Jepang menyelesaikan semua tahapan proses.
"Range sekarang pasti angkanya berubah, kami juga dalam posisi belum berani transaksi hari ini, karena depresiasi rupiah membuat konstruksi lebih mahal," jelasnya.
Pembangunan MRT Fase II dimulai dari Stasiun Thamrin Sarinah yang merupakan stasiun bawah tanah lanjutan dari Bundaran HI (stasiun terakhir di Fase I). Totalnya ada 7 stasiun baru yang akan dibangun pada Fase II, yaitu Stasiun Thamrin Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan kawasan Kota.
Dari Kawasan Kota nantinya akan lanjut ke depo baru. Namun saat ini penentuan lokasi depo masih diantara Ancol Barat dan Kampung Bandan. Jika fase II selesai, maka estimasi jumlah penumpang dari Lebak Bulus-Kota mencapai 551.200 per hari pada tahun 2025.
(hek/ang)