PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mengatakan bahwa pengembangan proyek jalan Tol Cibitung-Cilincing terganggu virus Corona. Pasalnya, proses pembebasan lahan di wilayah Jakarta tidak bisa dilakukan di tengah pandemi Corona.
Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan bahwa ada proses temu fisik yang mesti dilakukan dalam rangka pembebasan lahan. Di tengah situasi wabah seperti ini, pertemuan fisik dituntut sangat minim, akibatnya proses tersebut dinilai sulit berjalan.
"Pembebasan lahan di dekat Jakarta ini mesti sosialisasi, mediasi, pokoknya harus bertemu fisik. Ada dua tiga proses fisik jadi ini terhambat di tengah kondisi COVID begini," ujar Arif dalam video conference bersama wartawan, Rabu (20/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, tol ini ditargetkan bisa digunakan pada Kuartal II tahun ini, atau sekitar bulan April hingga Juni. Namun, dengan terhambatnya pembebasan lahan pihaknya mengaku target bakal mundur.
Meski begitu, Arif mengatakan pihaknya mengupayakan proyek jalan tol sepanjang 34 km ini bisa selesai tahun ini.
"Target pasti kami adjust. Cuma kami berharap dan upayakan target kami tetap di tahun 2020 sudah selesai dan bisa dipakai," kata Arif.
Pembangunan jalan tol ini sendiri melintasi dua wilayah, yakni Jakarta bagian Utara dan Bekasi. Di wilayah Bekasi progress pembebasan lahannya sudah mencapai 85,76% dan konstruksinya 73,23%.
Sementara untuk di wilayah Jakarta pembebasan lahannya baru mencapai 37,85%, dengan perkembangan konstruksi mencapai 38,87%.
Tol Cibitung-Cilincing terdiri dari 4 seksi yakni seksi I Cibitung-Telaga Asih, seksi II Telaga Asih-Tembelang, seksi III Tembelang-Mekar Jaya, dan seksi IV Mekar Jaya-Cilincing.
Lebih lanjut, tol ini sendiri merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar Rp 10,80 triliun. Pembiayaan tersebut diperoleh dari ekuitas sebanyak 30% dan pinjaman sebanyak 70%.
Sebagai informasi, saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways sebanyak 45% dimiliki oleh PT Akses Pelabuhan Indonesia yang merupakan cucu usaha IPC. Lalu, sisanya 55% dimiliki PT Waskita Tol Road.
(eds/eds)