Dengan begitu, kini warga Bukittinggi dan pendatang bisa kembali menikmati pengalaman berbelanja di Pasa Ateh sekaligus berwisata di sana.
Wajah baru Pasa Ateh Bukittinggi ini dibangun dengan konsep green building atau ramah lingkungan terdiri dari 837 kios baru yang siap diisi pedagang. Perombakan besar-besaran di sana dilakukan sebab sebelumnya, Pasa Ateh sempat mengalami kebakaran yang hebat pada 2017 silam.
Oleh karena telah resmi dibuka untuk publik, Wempi mengingatkan Gubernur Sumbar dan Wali Kota Bukittinggi agar langsung menerapkan protokol kesehatan di sana agar Pasa Ateh tidak menjadi pusat penyebaran baru COVID-19.
"Kita tentu tidak ingin, pasar yang baru dibangun menjadi episentrum baru penularan COVID-19," kata Wempi dalam peresmian virtual, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Vino G Bastian dan Jam Gadang Bukittinggi |
Di kesempatan yang sama, Irwan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kementerian PUPR atas dukungannya pada pembangunan kembali Pasa Ateh Bukittinggi. Irwan juga mengucapkan terima kasih kepada Jusuf Kalla yang ketika itu sebagai Wakil Presiden RI, menginisiasikan rencana pembangunan Pasa Ateh pasca kebakaran.
"Kami sudah hitung dengan Pak Wali (Wali Kota Bukittinggi), kalau pakai dana APBD provinsi dan kota, itu mungkin 10 tahun baru selesai dibangun, uang kita tidak cukup," kata Irwan Prayitno.
Ia juga mengucapkan selamat kepada Pemko Bukittinggi, pedagang dan masyarakat Kota Bukittinggi, yang akhirnya punya tambahan situs wisata baru, satu kesatuan dengan Jam Gadang.
"Mohon dijaga bangunan megah ini, ikuti protokol kesehatan, tetap pakai masker, jaga jarak, kita ingin pedagang tetap produktif dan aman dari COVID-19," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ramlan Nurmatias dalam sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mewujudkan pembangunan kembali pasar kebanggaan warga Bukittinggi itu. Ia mengakui, Pemkot Bukittinggi takkan mampu mewujudkan pembangunan Pasar Ateh, tanpa adanya kucuran dana dari pemerintah pusat yang hampir mencapai Rp 300 miliar.
"Kalau mengandalkan APBD kami tidak tahu kapan Pasa Ateh akan dibangun kembali," kata Ramlan.
Ramlan menambahkan, Pemko Bukittinggi juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6 miliar per tahun untuk biaya operasional dan pemeliharaan Pasa Ateh agar tetap terawat dengan baik.
(dna/dna)