Imbas Corona, BUMN Setop Proyek hingga 'Pusing' Cari Dana

Imbas Corona, BUMN Setop Proyek hingga 'Pusing' Cari Dana

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 11 Jul 2020 18:15 WIB
Pembangunan Tol Becakayu Seksi II A tetap dilakukan meski di tengah pandemi Corona. Proyek sepanjang 4,1 kilometer itu ditargetkan rampung akhir tahun 2020.
Proyek tol Beackayu yang ditangani Waskita Karya/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) juga berdampak pada pembangunan proyek infrastruktur. Bahkan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk harus menghentikan pembangunan proyek-proyek infrastrukturnya 30 sampai 45 hari.

"Proyek kami kebanyakan di Pulau Jawa. Rata-rata kami mengalami freeze periode kurang lebih 30-45 hari. Mungkin di beberapa case ada yang 110 hari (3 bulan) tapi rata-rata 30-45 hari," ungkap Direktur Keuangan Waskita Taufik Hendra Kusuma dalam webinar Prodeep Institute, Sabtu (11/7/2020).

Menurut Taufik, penghentian sementara ini juga berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Pasalnya, penyelesaian proyek akan molor dan bunga pinjaman untuk modal infrastruktur tersebut kian membengkak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan adanya perpanjangan (waktu) ini target penyelesaian juga makin panjang. Dengan adanya pendanaan dari komersial, semakin lama penyelesaian maka semakin berat beban bunga yang ditanggung. Kira-kira seperti itu efeknya," tegas Taufik.

Dalam mendanai proyek-proyeknya, Waskita memang perlu mencari alternatif pendanaan selain penyertaan modal negara (PMN). Taufik mengatakan, begitu Waskita meminjam modal dengan skema komersial misalnya ke bank, batas maksimum pemberian kredit (BMPK) perusahaan naik.

ADVERTISEMENT

"BMPK kami di bank-bank semua itu naik semua. Di BNI kami nomor 2 yang tersebar se-korporat. Di BRI itu juga di papan atas. Jadi mentok semua. Kalau sudah mentok kan kami nggak bisa mengambil lagi di bank itu. Kita harus cari bank lain atau pendanaan lain. Sementara tol yang belum terbangun masih banyak," terang Taufik.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Selain itu ia mengatakan, biaya yang harus dibayar untuk memperoleh pendanaan sudah sangat tinggi.

"Cost of fund tinggi. In average cost of fund kita sudah di kepala 9. Itu ekuivalen kami bayar bunga sekitar Rp 4,2 triliun hanya untuk bayar bunga," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Waskita meminta agar Pemerintah mengupayakan pendanaan khususnya untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) tidak diberikan bunga komersial.

"PSN ini perlakukan khusus pada komersialnya, kami itu merasakan bahwa, memang selama ini kami dapat support, kami dapat PMN Rp 3,5 triliun, tapi memang perlu ada satu skema yang bisa mengakomodasi bahwa tidak semua pendanaan itu dilakukan dengan rate commercial, terutama untuk PSN," jelas dia.



Simak Video "Video: 2 Pejabat BUMN Konstruksi Jadi Tersangka Korupsi Jalan Tol Lampung"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads