Jalan Tol Pertama RI yang Sering Makan Korban

Jalan Tol Pertama RI yang Sering Makan Korban

Soraya Novika - detikFinance
Minggu, 19 Jul 2020 19:00 WIB
Bus Damri Tabrak Mobil di Tol Jagorawi, Seorang Bocah Tewas
Foto: dok.istimewa
Jakarta -

Jalan tol di Indonesia mulai beroperasi sejak 1978 lalu. Tol pertama yang dioperasikan adalah jalan tol Jagorawi dengan panjang lebih kurang 50 km (termasuk jalan akses). Tol Jagorawi menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Pembangunan jalan tol yang dimulai tahun 1975 ini dilakukan oleh pemerintah dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang diserahkan kepada PT. Jasa Marga (persero) Tbk.

Kini usia tol itu sudah mencapai 40 tahun lebih dan tentunya menyimpan banyak cerita. Tak sedikit, kejadian 'ngeri' terjadi di sana. Salah satu yang kerap terjadi adalah kecelakaan, baik kecelakaan tunggal maupun beruntun.

Tidak hanya terjadi sekali dua kali, kecelakaan di ruas tol Jagorawi ini bahkan terjadi berulang. Salah satu kasus yang pernah menjadi sorotan publik yaitu peristiwa nahas yang menyeret nama anak musisi Ahmad Dhani, Dul Jaelani yang menyebabkan 6 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi kejadian yang menimpa Wakil Jaksa Agung Arminsyah. Ia dilaporkan meninggal dunia saat sports car Nissan GT-R yang dikendarainya mengalami kecelakaan lalu lintas di Tol Jagorawi, Kilometer 13 B.

Lalu, ada juga kecelakaan tunggal mobil Suzuki APV yang menyebabkan meninggalnya 3 orang sekaligus di sana. Kecelakaan terjadi di ruas jalan tol Jagorawi, KM 36+600 Sentul, Kabupaten Bogor pada Minggu (15/9/2019). Selain menyebabkan korban meninggal dunia ada 6 orang korban lainnya yang luka ringan hingga luka berat.

ADVERTISEMENT

Namun, siapa sangka, tol Jagorawi ini sudah sering memakan korban bahkan sejak awal proses pembangunannya. Korban pertama dalam proyek pembangunan tol ini adalah masyarakat Indonesia sendiri yang harus rela menjadi kuli di bawah arahan kontraktor asing.

Saat itu, pengerjaan proyek ini melibatkan kontraktor asal Korea Selatan. Hal ini dinilai beberapa kalangan akan menempatkan pekerja Indonesia sebagai pekerja kasar saja alias kuli.

Salah seorang yang paling menentang pelibatan asing dalam proyek tersebut adalah Eks Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perhubungan pada era Orde Lama pimpinan Presiden Soekarno, tepatnya di Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-12 Agustus 1955), Roosseno Soerjohadikoesoemo.

Menurut Roosseno, orang-orang Indonesia sanggup menggarap sendiri proyek ini. Jika dipegang kontraktor asing, ia khawatir orang-orang Indonesia hanya menjadi kuli, bahkan termasuk yang sudah bergelar insinyur.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Lalu, korban lainnya adalah alam kita. Pembangunan aspal sepanjang lebih kurang 50 kilometer itu ternyata telah membinasakan lebih dari 600 batang pohon di sana. Kebun dan lahan milik warga yang termasuk rute pembangunan jalan tol Jagorawi pun harus dikorbankan.

Tak hanya memakan korban dalam makna tersirat, secara nyata, 21 orang Indonesia dan 1 orang Korea Selatan tercatat menjadi korban meninggal dunia dalam proses pengerjaan proyek tersebut. Saat proyek rampung, berbagai kecelakaan lalu lintas yang memakan korban terjadi di sana.

Setidaknya tercatat 514 kejadian kecelakaan dengan rata-rata 43 kejadian tiap bulannya yang terjadi sepanjang 2010 dan pada 2011 jumlah itu naik menjadi 611 kejadian dengan rata-rata 51 kejadian tiap bulannya.

Data ini menunjukkan, tren peningkatan kecelakaan yang terjadi di tol Jagorawi ini dari tahun-tahun sebelumnya. Demikian menurut hasil penelitian berjudul Kajian Karakteristik Lalu Lintas di Jalan Tol serta Korelasi Dengan Pola Kecelakaan yang diterbitkan di Warta Penelitian Perhubungan (Volume 26, Nomor 1, 2014).

Menurut penelitian ini, sepanjang 2012, jumlah kecelakaan lalu-lintas terbanyak terjadi pada ruas jalan antara Km 6+400 hingga Km 14+600 yaitu sebanyak 77 kejadian dan jumlah kecelakaan lalu lintas terendah terjadi di ruas jalan antara Km 3+867 sampai dengan ruas Km 4+700 yaitu sebanyak 11 kejadian.




(dna/dna)

Hide Ads