Pembangunan Proyek Moda Raya Terpadu (MRT) fase II sempat tertunda akibat adanya pandemi COVID-19. Awalnya direncanakan proyek ini bakal dibangun mulai Maret 2020 namun baru terealisasikan pada 15 Juni 2020 lalu.
Sudah nyaris berjalan 2 bulan, bagaimana progres pembangunan proyek ini?
Menurut Dirut PT MRT Jakarta William Syahbandar, progres pembangunan proyek MRT Fase II baru sampai pada tahap rekayasa lalu lintas, archeological test pit dan pencabutan pohon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru rekayasa lalu lintas, test pit dan (pencabutan) pohon tadi," katanya ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (11/8/2020).
Untuk rekayasa lalu lintas sudah terlaksana mulai Juli 2020 lalu dan ditarget selesai pada Maret 2025 mendatang. Setidaknya ada tiga tahap rekayasa lalu lintas untuk mempersiapkan MRT Fase II tersebut.
Tahap pertama rekayasa lalu lintas dimulai di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Kontraktor bakal menggeser arus kendaraan di kiri dan kanan jalan. Pada tahap ini, trotoar akan dikurangi lebarnya untuk dijadikan jalan sementara. Sebab, area proyek berada di tengah jalan, persis di jalur bus Transjakarta.
Pengerjaan tahap ini dimulai dari batas pengerjaan Fase I di sekitaran depan gedung Sinarmas Land Plaza Thamrin sampai Patung Kuda mulai akhir Juli 2020-Maret 2023.
Tahap kedua, yaitu menggeser area kerja dari tengah ke kiri jalan. Dengan begitu, arus lalu lintas pindah ke tengah dan sisi barat. Rekayasa lalau lintas tahap dua ini rencananya berjalan April-Desember 2023.
Tahap ketiga adalah menggeser lagi area kerja dari kiri ke kanan jalan. Itu artinya, lalu lintas ikut bergeser dari sisi barat ke tengah. Pengerjaannya dimulai pada Januari 2024 hingga Maret 2025.
Sedangkan, proses archeological test pit adalah aktivitas ekskavasi arkeologi pelestarian cagar budaya. Proses ini akan terus berlangsung sampai proses galian terowong bawah tanah proyek ini selesai terlaksana.
Sejauh ini, PT MRT Jakarta telah menemukan beberapa temuan fragment keramik atau piring hingga temuan struktur bata di monas. Semua temuan tersebut diamankan oleh spesialis arkeologi BUMD bersama pihak Cagar Budaya DKI Jakarta.
Terakhir, ada yang namanya proses pencabutan pohon di sekitaran area pembangunan stasiun MRT fase II yakni stasiun Monas dan Thamrin.
Untuk diketahui, jenis stasiun MRT fase II ini akan dibangun di bawah tanah dengan kedalaman 17-36 meter. Untuk panjang jalurnya mencapai kurang lebih 5,8 km yang mana jarak antar stasiunnya ialah sepanjang 0,6-1 km. Sedangkan lebar jalurnya mencapai 1.067 Mm. Karakter terowongan yang dibangun bentuknya sejajar dari stasiun Bundaran HI- Harmoni dan bertingkat dari stasiun Harmoni hingga Glodok. Ada juga yang dibangun sedalam empat lantai di bawah tanah yaitu khusus untuk stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar.
(ang/ang)