HK Garap Proyek PLTU Suralaya dengan Teknologi Ramah Lingkungan

HK Garap Proyek PLTU Suralaya dengan Teknologi Ramah Lingkungan

Nurcholis Maarif - detikFinance
Minggu, 16 Agu 2020 17:15 WIB
PLTU Suralaya
Foto: dok HK
Jakarta -

PT Hutama Karya (Persero) bersama Doosan Heavy Industry akan mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. PLTU Suralaya merupakan salah satu proyek pembangkit strategis dengan kapasitas paling besar di Indonesia.

Direktur Operasi II Hutama Karya, Novias Nurendra mengatakan konsorsium Hutama Karya akan mengerjakan pengembangan proyek PLTU Suralaya untuk pembangkit Jawa 9 dan 10 yang merupakan Coal Fired Steam Power Plant dengan teknologi Ultra Super Critical (USC) terbaru dan paling efisien.

"Portofolio Hutama Karya di bidang energi khususnya EPC (Engineering Procurement and Construction) tersebar mulai dari proyek PLTU Kendari, Ampana, Harjosari, Lambur, dan suksesnya PLTGU Grati di Pasuruan pada tahun 2019 lalu," kata Novias dalam keterangan tertulis, Minggu (16/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PLTU Suralaya sendiri, selain akan mengadopsi teknologi terbaru, juga akan dikombinasikan dengan aspek ramah lingkungan dengan pengamanan dan proteksi optimal," imbuhnya.

Novias menjelaskan PLTU Suralaya hingga saat ini adalah pemasok 18% kebutuhan listrik dari Jawa dan Bali yang mencapai 26.000 Megawatt. Sejalan dengan semangat untuk terus berinovasi dan proaktif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi, Hutama Karya yakin bahwa menjadi adaptif merupakan strategi terbaik dalam mengerjakan proyek berskala besar.

ADVERTISEMENT

Kata Novias, PLTU Suralaya menjadi contoh proyek besar yang akan digarap dengan menggunakan teknologi terbaru.

"Teknologi USC ini nantinya akan membuat proses produksi energi yang bersumber dari batubara menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Dalam industri pembangkit listrik khususnya tenaga batubara, ini adalah teknologi terbaik," tutur Novias.

Dijelaskan Novias, pembangkit listrik berbahan bakar batubara merupakan sumber energi yang sampai saat ini paling dominan yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Teknologi USC kini mulai menjadi standar baru pengembangan pembangkit listrik di banyak negara.

Teknologi ini menggabungkan teknologi terbaik yang ada saat ini, sehingga distribusi panas yang dihasilkan menjadi lebih efisien, konsumsi batubara lebih rendah, agar mampu menurunkan level emisi sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

"Persiapan pengerjaan sudah dimulai dan konsorsium Hutama Karya siap menggarap proyek PLTU Suralaya ini mulai September nanti," tutup Novias.

Lebih lanjut Novias mengatakan dalam rangka mengurangi emisi dan melindungi lingkungan sekitar, teknologi USC di proyek pembangkit listrik Jawa 9 dan 10 di PLTU Suralaya dilengkapi dengan beberapa implementasi teknologi canggih lainnya, seperti Advance Low NOx Burner, Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphurization, dan instalasi berteknologi Selective Catalytic Reduction.

Proyek ini juga telah mengimplementasikan IFC Performance Standard on Environmental and Social Sustainability yang telah diakui secara internasional. Hal ini menjadikan proyek ini juga mampu melindungi kehidupan di sekitarnya baik dari aspek lingkungan maupun keberlanjutan sosialnya.




(ega/zul)

Hide Ads