Klaten -
Proses pengukuran lahan dalam rangka pembebasan tanah untuk proyek jalan tol Yogyakarta-Solo sampai di tiga kecamatan. Kecamatan tersebut adalah Polanharjo, Delanggu dan Karanganom.
"Jadi sudah masuk tiga kecamatan di Utara. Mulai Kecamatan Polanharjo, Delanggu dan kemarin beberapa desa di Kecamatan Karanganom," ungkap Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan Tol Jogyakarta-Solo, Kristian saat dihubungi detikcom, Rabu (14/10/2020).
Dijelaskan Kristian jika mengacu pada jadwal ditargetkan bulan November awal sudah selesai, setelah itu akan dilakukan penaksiran harga lahan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kecamatan Karanganom sudah di Desa Brangkal, Ngabeyan, dan Beku," sambung Kristian.
Kadus 1 Desa Beku, Kecamatan Karanganom, Karyono mengatakan pengukuran di desanya dimulai hari Selasa. Pengukuran itu baru kali pertama.
Langsung klik halaman selanjutnya.
Untuk luasanya lahan terdampak, Karyono mengaku belum tahu detail nya. Yang jelas paling banyak sawah.
"Di desa ini baru kali ini. Sebab sebelumnya di Desa Brangkal dan Ngabeyan. Yang kena banyak sawah tapi luasanya berapa menunggu pengukuran ini pastinya. Setelah itu baru pasti luasnya," kata Karyono ditemui detikcom di lokasi.
Kepala Bappeda Kabupaten Klaten, Sunarno mengatakan saat ini proyek jalan tol Yogyakarta-Solo baru sampai tahap persiapan pembebasan lahan. Pengukuran sedang dilakukan oleh tim Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Setelah itu baru akan ada appraisal untuk menentukan besarnya ganti rugi yang diterima masyarakat," ucap Sunarno kepada detikcom di Pemkab Klaten.
Sunarno menambahkan pihak Pemkab tidak ikut dalam tim pengukuran. Namun sejauh ini rencana proyek jalan tol tidak ada perubahan.
" Sejauh ini tidak ada perubahan dari rencana. Akan ada tiga exit yaitu di Kecamatan Polanharjo, Ngawen dan Jogonalan," sambung Sunarno.