Proyek pembangunan MRT Jakarta fase II untuk segmen 2 (Harmoni-Kota) terancam tertunda. Sejumlah paket di segmen 2 itu mengalami beberapa kali kegagalan dalam proses tender, karena sulitnya mencari kontraktor yang berminat. Bahkan, ada satu paket yakni CP 206 untuk pengadaan rolling stock atau kereta yang nihil peminat dari kontraktor Jepang.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, untuk target penyelesaian MRT Jakarta fase II Harmoni-Kota ini pun ditargetkan mundur ke tahun 2027.
"Akibat adanya tender delay, tender kita ulang, di segmen 1 (Bundaran HI-Harmoni) itu sekali tender kita dapat. Di segmen 2 itu ada dua kali tender delay. Sehingga segmen 2 ini Harmoni Kota ditargetkan bergeser ke pertengahan 2027 atau lebih," kata William dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menerangkan, sejumlah paket yang mengalami kendala memperoleh kontraktor Jepang adalah CP 202 untuk rute Harmoni-Mangga Besar, CP 205 untuk pemasangan sistem perkeretaapian dan rel, lalu CP 206 untuk pengadaan rolling stock atau kereta.
Untuk CP 202 sendiri, karena tingkat kesulitan untuk pembangunan konstruksinya tinggi, maka menyebabkan para kontraktor Jepang tak memasukkan penawaran sejak tender pertama, yakni Pada 6 Agustus sampai 4 November lalu. Selain risiko tinggi, kontraktor juga keberatan dengan deadline proyek yakni 57 bulan. Akhirnya, tender pertama itu pun gagal.
Lalu, MRT Jakarta mengadakan tender kedua pada 7 Februari 2020, dan memperpanjang deadline proyek menjadi 68 bulan. Namun, pandemi virus Corona (COVID-19) menghambat proses tender. Para kontraktor pun juga mengalami keterbatasan SDM. Akhirnya, tender itu ditutup pada 6 Juli 2020, dan dinyatakan gagal kembali.
"Karena 2 kali tender dengan mekanisme international bidding gagal, kita bersurat ke JICA (Japan International Cooperation Agency), kita minta arahan. Dari JICA diarahkan 3 mekanisme, pertama limited competitive bidding, jadi dibatasi pesertanya. Kedua, international shopping, dan ketiga direct contracting," tutur William.
Untuk mengatasi itu, MRT Jakarta sedang proses tender dengan menggunakan mekanisme direct contracting atau penunjukan langsung. Harapannya dengan mekanisme itu, MRT Jakarta bisa memperoleh kontraktor untuk proyek CP 202.