Jakarta -
Proyek MRT Fase II masih mengalami kendala, hingga kini PT MRT Jakarta belum menemukan kontraktor untuk menggarap proyeknya. Masalah ini terjadi pada proyek MRT Fase II segmen 2 (Harmoni-Kota).
MRT Jakarta mengalami sekian kali kegagalan pada proses lelang kontraktor yang dilakukan, setidaknya ada dua paket yang masih terkendala. Yaitu paket CP 202 yang membangun terowongan dari Harmoni ke Mangga Besar, dan paket CP205 untuk mengadakan sistem perkeretaapian dan rel.
Direktur Kontruksi MRT Jakarta Silvia Halim menyebutkan kalau tak kunjung juga mendapatkan kontraktor jelas hal ini bisa membuat target penyelesaian molor. Pihaknya sendiri sudah memundurkan target penyelesaian awal MRT Fase II pada 2024, karena masalah lelang paket yang terus-menerus gagal di segmen 2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu waktu pertama kali merancang this project, kita mau selesiakan fase II seluruhnya ini akhir 2024. Kemudian akibat COVID-19 timbul kegagalan lelang pertama pada paket CP 202 dan akhirnya jadwal proyek bergeser," kata Silvia dalam sebuah webinar bersama wartawan, Jumat (30/10/2020).
"Kita berada di posisi nggak mau mundur lagi, bisa bikin jadwal proyek terkatung," katanya.
Proyek fase II sendiri terpaksa dibagi dua segmen, yang pertama dari Bundaran HI ke Harmoni yang sudah berjalan konstruksinya akan selesai tahun 2025. Sementara itu, yang bagian segmen 2 dari Harmoni ke Kota ke kota dimundurkan targetnya ke 2027 karena proses lelang yang gagal.
Silvia kemudian menjabarkan perkembangan terkini dari paket CP 202 dan CP 205 yang tendernya selalu gagal. Paling baru, pada paket CP 205 sampai tenggat waktu tender pada 26 Oktober kemarin, belum ada juga kontraktor yang memasukkan penawarannya.
"Jadi bisa kita sampaikan, hingga 26 Oktober kemarin batas waktunya, masih belum ada pemasukan dari calon bidder kita," ujar Silvia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Kontraktornya sendiri wajib dari Jepang, pasalnya hal tersebut diatur dalam kesepakatan pinjaman dengan pihak JICA dari Jepang. Menurut Silvia, saat ini pihaknya diminta untuk memperpanjang waktu pelelangan.
Padahal untuk paket CP205 sendiri pihaknya sudah memperpanjang berkali-kali waktu pelelangannya sejak bulan Februari. Maka dari itu, agar tidak menggangu jadwal proyek yang pihaknya tentukan, Silvia menyebut MRT Jakarta cuma memberikan tambahan waktu terakhir dua minggu setelah tanggal 26 Oktober untuk proses tender.
"Untuk 205 ini dimintakan untuk masa pemberian dokumennya diperpanjang. Berdasarkan jadwal proyek kita, kita cuma bisa berikan maksimum 2 minggu lagi. Kalau telat jadwal akan mundur lagi, susah lagi kalau nggak ada pemasukan (tawaran)," kata Silvia.
Silvia mengatakan saat ini pihaknya terus berdiskusi dengan JICA apabila dua minggu ke depan tak ada juga kontraktor yang mau menawarkan diri. Dia menuturkan pihaknya meminta Pemerintah Jepang dan JICA memberikan opsi lain selain membuka pelelangan tender.
Menurutnya ada dua opsi lain yang berpotensi besar dipertimbangkan. Opsi itu adalah melakukan penunjukan langsung ataupun menggunakan kontraktor lokal dari Indonesia.
"Itu (penunjukan langsung) bisa jadi potensi opsinya. Itu salah satu metode yang ada di JICA, kalau urgent begini itu opsi yang bisa diambil. Atau bisa juga local competitive contractor," ujar Silvia.
Sementara itu, untuk paket proyek CP202 yang juga mengalami berkali-kali kegagalan tender, dia mengatakan saat ini sudah ada jalan keluarnya. Pemerintah Jepang dan JICA menyepakati untuk melakukan penunjukan langsung. Pihaknya menargetkan proyek ini akan mendapatkan kontraktor dan mulai berjalan bulan depan.
"Statusnya sendiri peretujuan itu sudah didapatkan dari JICA, yang memang mengatur semua metode pengadaan. Sekarang persiapan dokumen tender lagi difinalisasikan supaya bisa direct contracting (penunjukan langsung), seharusnya ya bulan depan ini kita bisa jalankan proses direct contracting," ujar Silvia.
Dia mengatakan penunjukan langsung bakal dilakukan ke kontraktor dari Jepang, hanya saja dia belum bisa menyebutkan perusahaan mana. Tapi, kemungkinan adalah perusahaan yang sudah menggarap proyek MRT yang sebelumnya.
"Penunjukan langsung kandidat kontraktornya sudah ada cuma belum bisa saya sampaikan. Mungkin bisa kontraktor di CP 201. Karena ini yang sudah terlibat dan punya pengetahuan di proyek ini juga, kepastiannya masih menunggu," ujar Silvia.