Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2018 lalu, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka kondisinya masih relatif sepi. Masyarakat yang menggunakan jasa angkutan pesawat masih memilih Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.
Direktur Utama BIJB Salahudin Rafi mengungkapkan target penumpang di bandara terbesar kedua setelah Soekarno Hatta ini ialah 6,5 juta penumpang per tahun.
"Catchment area BIJB itu 6,5 juta penumpang per tahun itu mulai dari Bandung, wilayah Ciayumajakuning, Karawang hingga Tegal," ucap Rafi kepada detikcom Jumat (6/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Rafi, jarak tempuh dari beberapa daerah seperti Bandung dan Karawang ke BIJB yang masih diatas 90 menit, menjadi penyebab penumpang lebih memilih bandara terdekat yakni Husein Sastranegara dan Soekarno Hatta.
"Namun karena waktu tempuhnya masih di atas 90 menit maka penumpangnya pilih Husein dan Soekarno Hatta. Jadi dari 6,5 juta penumpang, 4,6 juta masih ke Husein dan 1,2 juta masih ke Soekarno Hatta, sisanya ada yang ke sini (BIJB)," lanjutnya.
Meski begitu Ia optimistis dengan adanya pembangunan Tol Cisumdawu yang rencananya akan rampung pada akhir tahun 2021 nanti dapat menarik para penumpang yang berada di catchment area BIJB.
"Kalau Cisumdawu ini jadi yang ditargetkan akhir 2021 baru akan memperpendek jarak dari Bandung ke Kertajati dari 2,5 jam jadi 45 menit, mungkin pangsa pasar yang 4,6 juta penumpang itu bisa kesini," ungkap Rafi.
Selain itu saat ini BIJB juga sedang menyiapkan kawasan industri aerocity yang juga ditargetkan selesai berbarengan dengan pembangunan Tol Cisumdawu. Kawasan ini diharapkan dapat ikut meramaikan bandara tersebut.
"Selama pandemi ini yang kita lakukan adalah kembangkan bisnis aerocity jadi saat Cisumdawu jadi industri atau kawasan aerocity berjalan biasa ikut meramaikan Bandara Kertajati," pungkasnya.