Proyek Tol Trans Sumatera Butuh Suntikan Rp 80 T

Proyek Tol Trans Sumatera Butuh Suntikan Rp 80 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 18 Nov 2020 08:00 WIB
Foto udara Tol Pekanbaru-Dumai di Riau, Sabtu (26/9/2020). Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,5 Kilometer ini baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 September kemarin dan merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera sepanjang 2.878 kilometer. ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Jakarta -

Proyek jalan Tol Trans Sumatera tahap satu disebut masih butuh dana sekitar Rp 80,5 triliun. Kebutuhan dana ini diharapkan bisa terpenuhi pada awal 2023.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan suntikkan ini bisa membantu untuk menuntaskan pembangunan. Budi mengungkapkan untuk pembangunan tol Trans Sumatera untuk lima ruas tol sudah beroperasi sepanjang 513 kilometer. Kemudian delapan ruas masih dalam konstruksi sepanjang 643 kilometer mencapai Rp 152 triliun.

Selain itu untuk dukungan konstruksi senilai Rp 15 triliun. Jika ditotal maka jumlahnya mencapai Rp 168,24 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebutuhan likuiditas yang kami perlukan adalah Rp 120 triliun, sudah tersedia hingga 2020 Rp 39,7 triliun. Sebesar Rp 27 triliun itu PMN, ada juga pinjaman Rp 31 triliun, jadi kami masih perlu PMN Rp 80,5 triliun," jelas dia.

Dia menyebut untuk kekurangan pendanaan ini juga ada dukungan dari Badan Layanan Umum (BLU) yang akan dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp 19 triliun selama 4 tahun.

ADVERTISEMENT

Sekadar informasi pemerintah sudah menyuntikkan PMN sebesar Rp 3,5 triliun kemudian tambahan Rp 7,5 triliun dari alokasi pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang masih dalam proses menunggu. Kemudian tahun depan HK mendapatkan PMN sebesar Rp 6,2 triliun. Angka ini masih jauh dari kebutuhan dana proyek Trans Sumatra tahap pertama sebesar Rp 80,5 triliun.

"Kalau Rp 6,2 triliun terlalu kecil. Kami mohon dukungan Bapak Ibu Komisi XI sehingga kami di lapangan bisa berlanjut dan kalau PMN ini terlambat, kami harus bridging dari bank," jelas dia.

Salah satu anggota Komisi XI Jon Erizal menanyakan terkait kemungkinan penjualan jalan tol.

"Kalau tidak salah Presiden pernah menyampaikan hasil pembangunan (jalan tol) akan dijual lagi ke investor baru. Tolong jelaskan kemungkinan tersebut, perlu disampaikan sehingga arus kas bapak bisa menjadi strong," kata dia dalam rapat virtual, Selasa (17/11/2020).

Menanggapi hal tersebut Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan jika perseroan memang memiliki rencana untuk menjual sejumlah ruas jalan tol yang telah memiliki trafik yang baik. Ia menyebut ruas-ruas yang mungkin akan dijual merupakan bagian dari Trans Sumatera.

"Betul pak. Kemungkinan yang bisa kami jual adalah ruas Bakaheuni sampai Palembang, Pak. Yang trafiknya lumayan. Juga Pekanbaru-Dumai," kata dia.

Dia menjelaskan rendahnya level internal rate of return (IRR) membuat HK sulit untuk menjual kedua ruas jalan tol tersebut. "Memang IRR terlalu kecil sehingga kami kesulitan untuk melakukan penjualan," ujarnya.


Hide Ads