Jakarta -
Pengusaha truk mengaku tindak kejahatan sering menghampiri para sopir truk di jalan Tol Trans Sumatera. Modus yang paling sering adalah pemalakan di rest area.
Selaku operator jalan tol, Hutama Karya pun angkat bicara. Executive Vice President Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan bagi para pengemudi truk yang mengalami tindak pemalakan diarahkan untuk melakukan laporan ke pihak berwajib.
Dia menegaskan kalau ada laporan pihaknya dan kepolisian akan turun tangan menangani masalah tindak kejahatan yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai arahan dari pihak Kepolisian, kita mengimbau kalau ada pemalakan di jalan tol maka segera melapor. Pihak polisi dan patroli jalan tol akan segera turun tangan," kata Fauzan kepada detikcom, Senin (30/11/2020).
Fauzan pun menyebutkan hingga kini belum pernah ada laporan resmi yang masuk soal pengaduan tindakan pemalakan di jalan Tol Trans Sumatera. Baik ke kepolisian maupun ke pihaknya.
"Secara resmi, HK dan pihak kepolisian belum pernah menerima laporan resmi pemalakan dari sopir truk," ujar Fauzan.
Sebelumnya, Ketum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan para pengemudi truk sering dipalak hingga ratusan ribu rupiah di rest area Trans Sumatera.
"Ada yang minta Rp 100 ribu, ya orang malak lah. Kisarannya itu sih ratusan ribu lah," ujar Gemilang kepada detikcom.
Paling banyak menurut Gemilang pemalakan terjadi di beberapa rest area yang belum permanen konstruksinya. Lokasinya pada bagian selatan tol Trans Sumatera, dari arah Bakauheni menuju Palembang.
"Kan tol yang ke arah Palembang itu kan beberapa ruas masih sepi jadi rawan, paling banyak itu tindak kejahatannya di rest area yang darurat yang belum permanen," kata Gemilang.
Kembali ke Fauzan, lewat keterangan resmi tertulis dia menambahkan pihaknya sudah melakukan beberapa upaya pengamanan di jalan tol. Mulai dari memasang 636 unit CCTV yang tersebar di sepanjang jalan tol Trans Sumatera setiap satu kilometer (km) dengan memiliki kamera dua arah, sehingga dapat mencakup seluruh aktivitas yang terjadi di jalan tol.
Petugas juga selalu memantau selama 24 jam penuh melalui Command Center, baik yang berada di setiap ruas tol maupun yang berada di kantor pusat dengan menggunakan sistem terintegrasi.
Dalam sistem yang sudah terintegrasi tersebut, terdapat fitur yang dapat mendeteksi apabila terdapat peringatan dari tiap ruas tol dan petugas akan langsung merespons keluhan dengan response time maksimal 5 menit.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan 435 petugas layanan pengamanan siaga selama 24 jam untuk melakukan pengawasan di sepanjang JTTS.