9 Warga Klaten Belum Setuju Ganti Rugi Proyek Tol Yogyakarta-Solo

9 Warga Klaten Belum Setuju Ganti Rugi Proyek Tol Yogyakarta-Solo

Achmad Syauqi - detikFinance
Sabtu, 12 Des 2020 17:45 WIB
Proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo terus berlanjut meski di tengah pandemi COVID-19. Proyek itu saat ini memasuki tahap pematokan lahan.
Foto: Ragil Ajiyanto: Sembilan warga di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten belum menyetujui harga ganti rugi proyek jalan tol Yogyakarta-Solo.

Menurut Fauzi, warga yang menolak alasannya ganti ruginya tidak sesuai. Untuk tanah basah ada akses jalan Rp 610.000 dan yang tidak ada Rp 360.000 dan sudah ditetapkan.

"Penetapan harga sudah selesai tapi masih pemberkasan untuk yang setuju. Di desa saya ada 207 bidang karena untuk simpang susun, baik sawah atau pekarangan," lanjut Fauzi.

Menyikapi hal itu, kata Fauzi, pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak sebab sudah memberikan pemahaman pada warga semua aturannya. Jika tidak setuju nantinya dibawa ke pengadilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tidak terima nanti dilimpahkan ke pengadilan, dan ini sudah saya beritahu kan ke warga. Saya juga sebagai kades juga bingung sebab di satu sisi itu warga saya dan di sisi lain ada aturan," jelas Fauzi.

Menurut Fauzi warga punya waktu 14 hari untuk menentukan sikap setelah ada pengumuman pekan lalu. Di desanya sebelumnya ada banyak yang menolak tapi akhirnya menerima pembebasan lahan untuk proyek tol Yogyakarta-Solo.

ADVERTISEMENT

"Awalnya kemarin banyak yang menolak tapi setelah diberikan penjelasan, berpikir akhirnya menyetujui," pungkas Fauzi.

Suyadi (69) warga yang belum menyetujui mengatakan harga yang ditetapkan tidak cocok. Jika diterima untuk membeli lagi tanah tidak dapat.

"Lha saya belikan tanah di sebelahnya saja tidak dapat dengan harga yang ditetapkan itu. Dibelikan di perumahan bisa nombok, " jelas Suyadi pada detikcom di rumahnya.

Jika nanti dibawa ke pengadilan, imbuh Suyadi, tidak masalah sebab sudah diniati. Ganti untung istilahnya tapi ditanya yang membuat harga tidak tahu dan warga diberi amplop.

"Katanya petugas dari tim saat sosialisasi akan berunding tapi nyatanya warga cuma diberikan amplop. Isinya tanah luas segini dan harganya segini," sambung Suyadi.


(hns/hns)

Hide Ads