Sebelum Jalan Dibangun, Warga Aruk Mau ke Pasar Nginap di Hutan

Sebelum Jalan Dibangun, Warga Aruk Mau ke Pasar Nginap di Hutan

Abu Ubaidillah - detikFinance
Rabu, 16 Des 2020 15:45 WIB
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mempercantik kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantas Barat.
Foto: Rengga Sancaya
Sambas -

Warga di Perbatasan Aruk-Malaysia, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat, pernah mengalami masa-masa suram. Fasilitas jalan yang belum memadai membuat akses menuju sarana publik seperti pasar jadi terasa sulit. Hal ini pernah dirasakan seorang warga, Mus Mulyadi (45).

Mus bercerita sebelum PLBN Aruk diresmikan, akses jalan di daerahnya masih berupa tanah liat dan sulit dilalui kendaraan bermotor, sementara pasar terdekat ada di Sambas yang jaraknya sekitar 90 km.

"Satu-satunya (cara menuju Pasar Sambas) pakai sampan makan waktu satu minggu, pulang pergi, ini kan memang di hutan, harus nginap di hutan," katanya kepada detikFinance belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk perjalanan menuju pasar ia membawa beras 1-2 kg untuk bekal di perjalanan. Ia juga mengeluhkan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan pokok di masa dulu.

Hal serupa juga dialami Petani Padi di Sajingan Besar, bernama Ating (61). Ia mengaku membutuhkan waktu 2-3 hari untuk sampai di Pasar Sambas dan 2-3 hari lagi untuk kembali pulang menggunakan perahu yang dikayuh sendiri.

ADVERTISEMENT

"Ke Sambas dulu cari belanja buat makan, beras, garam, segala macam kebutuhan di dapur, tiga hari baru nyampe, baru nyampe turunnya belum baliknya. Dulu pakai bekayuh (perahu yang dikayuh), seminggu pulang pergi, pakai perahu pakai dayung, itulah kita susah," kata Ating.

Lain cerita setelah PLBN Aruk diresmikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 silam. Mus, Ating, dan masyarakat lain yang tinggal berbatasan langsung dengan wilayah Kuching, Malaysia ini mulai merasakan kemudahan.

Menuju Sambas tak lagi sesulit dulu, mulusnya akses jalan saat ini membuat perjalanan menuju Sambas bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Sampan yang kerap jadi andalannya pun tak lagi digunakan.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mempercantik kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantas Barat.Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mempercantik kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantas Barat. Foto: Rengga Sancaya

Pun demikian dengan melakukan transaksi di bank. Dengan hadirnya Kantor BRI Unit Galing di Kecamatan Galing yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sajingan Besar, Mus dan Ating bisa merasakan akses perbankan.

Meski demikian, di masa pandemi ini PLBN Aruk ditutup. Hal ini membuat ekspor hasil panen menurun. Ating dan Mus beruntung mendapat kucuran dana KUR dari Bank BRI Unit Galing untuk keberlangsungan usaha dan keluarga.

Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian menyelamatkan masyarakat yang terdampak pandemi, salah satunya dengan terus mengucurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.




(prf/hns)

Hide Ads