Jakarta -
Stasiun Manggarai di Jakarta Selatan gagal menjadi hub kereta api jarak jauh di Jabodetabek menggantikan Stasiun Gambir tahun ini. Pasalnya, rencana itu harus diundur.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan target implementasi rencana ini akan mundur ke tahun depan alias 2022. Menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati target dimundurkan imbas dari pandemi Corona yang membuat persiapan Stasiun Manggarai menjadi hub terganggu.
Namun, Adita menegaskan rencana menjadikan Stasiun Manggarai pusat kereta api di Jabodetabek akan tetap berjalan, meski targetnya mundur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencana Manggarai sebagai hub kereta jarak jauh masih sesuai rencana. Dengan adanya pandemi, target waktu kemungkinan harus direvisi. Jadi tahun depan (2022)," kata Adita ketika dihubungi detikcom, Kamis (18/2/2021).
Soal target 2021 awalnya diungkapkan oleh Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Kemenhub), Supandi. Dia mengatakan implementasi Stasiun Manggarai menggantikan Stasiun Gambir selesai pada akhir 2021.
"Kalau rencana 2021, mungkin akhir tahun," kata Supandi saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (7/10/2019) silam.
Rencana awal Stasiun Manggarai menggantikan Stasiun Gambir sendiri diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia menjelaskan bahwa Stasiun Manggarai direncanakan sebagai pusat stasiun (central station) tidak hanya KRL Jabodetabek tetapi juga untuk kereta api jarak jauh.
Dengan Stasiun Manggarai sebagai pusat, nasib Stasiun Gambir yang selama ini sebagai tempat pemberhentian bagi kereta jarak jauh di Jakarta pun akan tergantikan.
"Memang Manggarai ini kita rencanakan ke depan menjadi central station, yang akan datang tidak ada lagi kereta dari luar kota masuk ke Gambir. Kereta terakhir adalah di Manggarai ini," tegas Budi Karya di Stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (5/10/2019).
Bakal jadi hub di 2021, seperti apa sih kondisi Stasiun Manggarai terkini? Klik halaman selanjutnya.
Berdasarkan pantauan
detikcom Kamis pagi kemarin, belum banyak perubahan yang terjadi di Stasiun Manggarai meskipun direncanakan menjadi hub kereta api Jabodetabek tahun ini.
Belum ada perubahan signifikan pada bentuk stasiun, mulai dari bangunan pintu masuk, loket, peron-peron, ataupun kawasan sekitar Stasiun Manggarai.
Stasiun Manggarai totalnya memiliki 9 lintasan dan peron, dua di antaranya adalah peron untuk kereta api Bandara Soekarno-Hatta. Di area Stasiun Manggarai, juga berdiri Stasiun Kereta Api Bandara Manggarai.
Sementara itu, 7 lintasan dan peron sisanya digunakan untuk KRL commuter line berbagai relas, mulai dari tujuan ke Bogor, Jakarta, Bekasi, hingga Angke.
Selain 9 lintasan dan peron yang ada, di Stasiun Manggarai juga ada beberapa lintasan yang bentuknya layang. Namun lintasan tersebut belum digunakan.
Dari pantauan detikcom, kondisi stasiun cukup ramai lalu lalang pengguna kereta commuter line. Kereta-kereta pun bergantian berhenti di peron, penumpang bergantian naik-turun bergegas ke tujuan masing-masing.
Dari sisi bangunan stasiun pun belum ada perubahan. Di pintu masuk stasiun ditemui beberapa loket vending machine dan satu loket manual. Sisanya ada beberapa tenant makanan dan mini market. Kemudian, gate untuk tap in ke dalam stasiun pun masih sama seperti biasa.
Kemudian di peron satu yang masih menempel dengan bangunan stasiun berjejer beberapa tenant makanan dan mini market, di ujung peron ada toilet dan juga kantor stasiun.
Perubahan pun belum banyak terlihat di area luar sekitar stasiun, jalan akses menuju Stasiun Manggarai hanya satu jalur, itu pun one way alias hanya bisa satu arah. Kapasitasnya hanya bisa muat untuk dua mobil. Begitu juga di seberangnya.
Sementara untuk parkiran umum, terpantau belum ada tempat parkir khusus untuk kendaraan mobil alias roda 4. Beberapa kendaraan justru parkir sembarangan di sekitar stasiun. Di sisi lain, parkiran umum hanya tersedia untuk sepeda motor alias kendaraan roda dua.
Setidaknya ada dua layanan parkir umum untuk motor di sekitar Stasiun Manggarai. Itu pun kapasitasnya tidak terlalu besar.