Benarkah Banyak Proyek Mangkrak di Era Erick Thohir?

Benarkah Banyak Proyek Mangkrak di Era Erick Thohir?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 10 Apr 2021 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (18/03/2021). Rapat tersebut membahas pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyebut Menteri BUMN Erick Thohir akan mewarisi proyek-proyek mangkrak. Sebab, sejumlah proyek infrastruktur yang tidak layak secara ekonomi rampung di tahun 2021.

Proyek-proyek yang sudah jadi tersebut menanggung tiga beban sekaligus yakni beban operasional, beban bayar utang dan beban penyusutan.

"Saya paham betul, dan ini sebenarnya itu istilahnya Bung Arya kalau sudah hadir, Bung Arya dan Pak Erick Thohir panen proyek mangkrak," katanya dalam diskusi Narasi Institute, Jumat (8/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Said Didu pun menjelaskan penyebab kinerja BUMN karya tertekan. Dia bilang, salah satunya disebabkan karena BUMN menggarap proyek-proyek yang tidak layak secara ekonomi.

Menurutnya, sesuai UU BUMN apabila pemerintah memberikan penugasan kepada BUMN dan tidak layak secara ekonomi maka pemerintah harus menanggung biayanya ditambah margin. Pemerintah telah bekerja dengan baik karena memberikan penyertaan modal negara (PMN) pada 2016-2017.

ADVERTISEMENT

Namun, setelah itu PMN tidak diberikan sehingga BUMN pun melanjutkan pekerjaan dengan mencari utang.

"Kalau utang saya yakin betul karena margin, net margin rata-rata jasa konstruksi 4% net marginnya maka kalau mengambil utang yang bunganya 11-12% maka dipastikan akan rugi karena net marginnya rendah sekali," katanya.

Said Didu memperkirakan proyek-proyek tersebut mangkrak karena tidak mendapat PMN.

"Karena saya sudah perkirakan 2018-2019 bahwa kalau tidak ada PMN maka 2021 pasti proyek-proyek tersebut mangkrak," katanya.

Kementerian BUMN buka suara di halaman berikutnya.

Merespons hal tersebut, Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN mengatakan penugasan itu memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat. Penugasan itu seperti pembangun tol di sejumlah wilayah Indonesia.

"Artinya apa, yang dikerjakan pemerintah langkah yang benar kalau nggak kan kita nggak punya infrastruktur yang bagus," katanya kepada detikcom.

Dia mengatakan, pemerintah telah membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF). Melalui SWF, investasi akan masuk dan menjadi tambahan dana untuk BUMN karya.

Menurut Arya BUMN karya seperti PT PP (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk cukup sehat. Khusus PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebenarnya kinerjanya terdampak oleh divestasi tol yang tertunda karena pandemi.

"Tapi kita yakin tahun ini akan memberikan dampak yang baik masuknya investor kepada Waskita termasuk dalamnya adalah melalui SWF atau INA tadi," terangnya.


Hide Ads