Nama Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan diabadikan pemerintah pada jalan tol layang Jakarta-Cikampek. Pria yang juga akrab disapa MBZ ini memang bukan sosok baru bagi Indonesia.
Hubungan Sheikh Mohamed dengan pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sangat erat beberapa tahun ini. MBZ beberapa kali terlibat dalam perjanjian kerja sama antara Indonesia dengan UEA.
Seperti apa kedekatan MBZ dengan Indonesia? Berikut ini ulasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ditawari Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru
Dalam catatan detikcom, Sheikh Mohamed Bin Zayed pernah ditawari langsung oleh Jokowi untuk menjadi dewan pengarah ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Namanya disandingkan dengan dua tokoh internasional lainnya, yaitu Bos Softbank Masayoshi Son dan Mantan Perdana Menteri Inggris periode 1997-2007 Tony Blair.
Permintaan itu ditawarkan Jokowi dalam kunjungan kenegaraannya pada awal 2020 yang lalu. Bahkan, menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sheikh Mohamed bakal jadi ketua dewan pengarah tersebut.
"Presiden meminta crown prince sebagai dewan pengarah di pembangunan ibu kota dan saya pikir menjawab pertanyaan orang, nanti Indonesia ke sana atau tidak. Jadi sesama brother, mungkin sekali, bukan mungkin, istilah titlenya saja seperti apa, tapi ketuanya crown prince Mohammed bin Zayed, dan anggotanya ada beberapa nama terkenal lainnya," kata Luhut di Abu Dhabi, UEA, Minggu (12/1/2020).
Jokowi pun mengatakan pemerintah ingin memberikan kepercayaan bagi dunia terhadap rencana pemindahan ibu kota negara baru. Maka dari itu menunjuk MBZ dan dua tokoh internasional lainnya untuk jadi pengarah pembangunan ibu kota negara baru.
Menurut Jokowi, pengalaman Sheikh Mohamed pun cukup mumpuni untuk membangun sebuah kota baru. Hal itu terbukti dari pendirian kota Masgar City di UEA.
"Tadi saya sampaikan bahwa yang ingin kita bangun adalah trust, membangun trust, beliau-beliau ini memiliki pengalaman yang baik di bidang pembangunan kota," kata Jokowi di usai menghadiri acara pertemuan tahunan industri jasa keuangan Tahun 2020 di grand ballroom, The Ritz Carlton Pacific Place (PP), Jakarta, Kamis (16/1/2020).
2. 16 Perjanjian Investasi Senilai Rp 314 T
Masih dalam pertemuan Jokowi dengan Sheikh Mohamed, dalam pertemuan ini MBZ menyepakati komitmen investasi dengan nilai US$ 22,89 miliar atau setara Rp 314,9 triliun.
Kesepakatan itu terdiri dari 11 perjanjian bisnis dan 5 perjanjian pemerintah dengan pemerintah yang meliputi bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.
3. Sederet 'Hadiah' ke Jokowi
Mesranya UEA dan Indonesia memang tak lepas dari hubungan baik yang erat antara Sheikh Mohamed dengan Presiden Jokowi. Bahkan, beberapa kali, MBZ juga memberikan 'hadiah' untuk Jokowi dan masyarakat Indonesia.
Paling anyar adalah pembangunan replika Masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi di Solo. Groundbreaking alias peletakan batu pertamanya baru saja dilakukan awal Maret lalu.
"Pembangunan masjid yang merupakan pemberian Pangeran UEA Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nahyan untuk Presiden Joko Widodo tersebut ditandai dengan acara peletakan batu pertama di lokasi proyek Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya, Sabtu (6/3/2021).
Lanjutnya, anggaran pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo mencapai USD 20 juta atau hampir Rp 300 miliar. Anggaran pembangunan masjid ini, sambungnya, seluruhnya ditanggung pemerintah UEA. Yaqut pun menerangkan pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo akan dilengkapi dengan Islamic Center.
Hadiah juga diberikan dengan menamai salah satu jalan di Abu Dhabi dengan nama Presiden Joko Widodo. Hal itu diresmikan pada medio Oktober 2020 yang lalu.
Jalan Presiden Joko Widodo berada di salah satu ruas jalan utama. Jalan itu membelah kawasan ADNEC (Abu Dhabi National Exhibition Center) dengan Embassy Area, kawasan yang ditempati sejumlah Kantor Perwakilan Diplomatik.
4. Suntik Dana Rp 140 T ke LPI
UEA baru saja menyuntik dana sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia. Sheikh Mohamed disebut juga berperan di balik suntikan dana besar ini.
Dalam keterangan pers dari KBRI Abu Dhabi, pada Selasa (23/3/2021) yang lalu, Presiden Jokowi disebut baru saja berkomunikasi insentif lewat telepon Sheikh Mohamed. Jokowi disebut berdiskusi lewat sambungan telepon pada tanggal 19 Maret yang lalu dengan MBZ.
Keduanya disebut terlibat dalam pembicaraan akrab dan hangat dengan diskusi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama antar kedua negara. Hingga akhirnya, suntikan investasi sebesar Rp 140 triliun diberikan UEA ke Indonesia dengan restu dari Sheikh Mohamed.
"Investasi ini merupakan buah manis dari komunikasi melalui sambungan telepon antar pimpinan kedua negara. Pada senja menjelang Maghrib pukul 17.30 WIB hari Jumat tanggal 19 Maret 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pembicaraan dengan MBZ," bunyi keterangan KBRI Abu Dhabi.