Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung. Dalam komik tersebut juga digambarkan bahwa pihak China dipilih karena menawarkan proyek dengan nilai yang jauh lebih murah dibandingkan Jepang.
Namun, dua tahun berselang mega proyek ini tak kunjung menunjukan perkembangan yang berarti. Hiroshi menggambarkan Jokowi merayu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membantu kelangsungan proyek tersebut lagi. Akan tetapi, pihak Jepang pun tidak terima dengan permintaan tersebut. Pasalnya, pemerintah Indonesia sudah terlanjur memilih China sebagai kontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Bukan hanya itu, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung juga disorot karena kebakaran pipa di Tol Padalarang di 2019 lalu. Kala itu, Pertamina menyatakan telah meminta kontraktor proyek KCIC berkoordinasi jika melakukan konstruksi di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang berdekatan dengan proyek tersebut, sudah beberapa waktu kami meminta pekerja proyek tersebut untuk berkoordinasi Pertamina apabila akan melakukan pekerjaan konstruksi atau apapun. Karena memang ada aturan zona aman untuk melakukan konstruksi sejauh mana jarak aman kegiatan konstruksi dari pipa tersebut," kata Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami kepada detikcom, 22 Oktober 2019.
Sementara, dalam keterangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, kebakaran di tol disebabkan oleh bor yang mengenai pipa Pertamina.
"Hari ini pukul 14.00 WIB terjadi kebakaran di lokasi pekerjaan Kereta Cepat Jakarta Bandung PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tepatnya di Km 130 Jalan Tol Padaleunyi arah Cileunyi. Kebakaran diakibatkan adanya bored pile PT KCIC yang mengenai pipa bahan bakar Pertamina yang menghubungkan Bandung-Cilacap," tulis keterangan tersebut.